Jumat, 20 September 2024
spot_img

Kasus Ginjal Akut di Kepri Bertambah

Berita Terkait

spot_img
ginjal
ilustrasi ginjal / freepik

batampos – Kasus gagal ginjal akut di Kepri bertambah. Saat ini, tercatat ada sebanyak delapan kasus gagal ginjal akut di Kepri, tujuh di antaranya meninggal dunia.

Rata-rata yang meninggal dunia merupakan masih dalam usia balita.



“Delapan kasus ini, 3 di Tanjungpinang, 2 di Batam dan 3 di Karimun,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, M Bisri, Rabu (2/11/2022).

Baca Juga: Mobil Ludes Terbakar saat Isi BBM di SPBU Mukakuning, Ini Videonya

Bisri merinci 3 kasus di Tanjungpinang yakni Rm berusia 3 tahun 10 bulan (meninggal dunia), Ma laki-laki berusia 8 bulan (meninggal dunia) dan Dss, perempuan berumur 1 tahun 11 bulan (meninggal dunia).

Di Batam Nna, perempuan berusia 2 tahun 7 bulan, masih dalam perawatan di RSBP Batam. As, laki-laki berusia 1 tahun (meninggal dunia).

Lalu, tiga kasus di Karimun, yang semuanya meninggal dunia yakni Ars laki-laki berusia 5 tahun 10 bulan, Af laki-laki berusia 1 tahun dan Pp berusia 8 tahun.

Baca Juga: BMKG Prakirakan Akhir Pekan Hujan Perlahan Berkurang

“Tambahan data ini kami peroleh setelah dilakukan penyelidikan lebih mendalam. Kasus baru yang kami temukan yang Dss,” ujar Bisri.

Ia mengatakan dari penelusuran Dinkes Kepri, Dss sempat diberikan obat berbentuk sirup.

Terkait dengan satu orang anak yang masih dalam perawatan di RSBP. Bisri mengatakan kondisinya sudah cukup membaik.

Namun, untuk berjaga-jaga Dinkes Kepri sudah berkoordinasi dengan Rumah Sakit M Djamil, Padang, untuk mendapatkan obat gagal ginjal akut.

Baca Juga: Rudi Panggil PT Moya, Keluhkan Biaya Perawatan hingga Rp 1 Triliun

“Sebab untuk obat gagal ginjal wilayah Sumatera di drop ke Padang,” tuturnya.

Bisri meyakini bahwa kasus gagal ginjal akut ini tidak akan bertambah lagi. Sebab, saat ini pemerintah telah mengetatkan peredaran obat sirup untuk anak-anak.

Lalu, beberapa obat sirup yang diduga sebagai penyebab gagal ginjal akut, sudah dilarang untuk diedarkan dan dijual.

“Sejauh ini itulah upaya kami. Tapi, usai beberapa obat ditarik dan tidak diedarkan, kasus gagal ginjal akut tak banyak lagi muncul,” ujarnya.

Ia berharap kepada orangtua, agar tidak memberikan sembarangan obat ke anaknya. Jika memang demam, agar dapat diobati dengan mengompres dan minum cukup sering.

“Apabila masih demam, bawa ke dokter. Saya minta jangan obati sendiri,” ujarnya.(*)

Reporter: Fiska Juanda

spot_img
spot_img

Update