Minggu, 29 September 2024

Kasus ISPA Tinggi, Gejala Mirip Covid-19

Berita Terkait

spot_img
puskesmas botania 1
Sejumlah warga antre berobat di Puskesmas Botania 1, Batam Kota, Senin (24/6). Dinkes Kota Batam mencatat warga yang terkena ISPA mencapai 2 ribu lebih kasus. F. Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas atau dikenal dengan ISPA, mulai menyerang masyarakat Kota Batam sejak beberapa waktu terakhir. Bahkan, tercatat dalam beberapa pekan ini, tingkat kunjungan warga ke Puskesmas di Batam didominasi warga yang menge-luhkan gangguan saluran pernapasan seperti batuk, bersin, hidung tersumbat disertai pusing, demam, dan badan terasa lemas serta meriang.

Meski ada gejala yang hampir menyerupai kasus Covid-19 varian JN.1 dan sub-garis keturunannya, termasuk varian KP.1 dan KP.2 yang tersebar di Singapura, namun di Tanah Air tak digalakkan tes Covid-19 sehingga tak bisa disebut ribuan kasus itu terjangkit Covid-19.
Salah seorang penderita, Siti, warga Batuampar, mengaku, awalnya ia pilek sekitar dua minggu lalu. Gejalanya demam dan pusing, lalu seperti bersin-bersin dan disambung batuk-batuk sekitar seminggu.



”Badan juga terasa lemas. Sudah berobat di Puskesmas, cuma belum pulih sepenuhnya karena sisa lemas di badan dan batuk kadang masih terasa mes-ki sudah jauh membaik dibandingkan seminggu sebelumnya,” ujar Siti, Senin (24/6).

Oleh dokter, kata dia, selain didiagnosa menderita gangguan ISPA, kondisinya diperparah karena tensi darahnya cukup tinggi.

”Makanya badan juga lemas bawaannya. Tapi alhamdulillah sekarang sudah jauh lebih baik,” sambung ibu satu anak tersebut.

Hal senda disampaikan Mutia, warga Batuaji. Ia mengaku sudah 5 hari demam yang disertai flu dan batuk. Kepala pusing dan tenggorokan juga sakit. Meski ia sudah minum obat batuk dan demam, tapi tetap tidak ada perubahan. Demamnya turun hanya sebentar saja dan tenggorokan saya masih saja sakit.

”Demamnya ini naik turun. Sekarang ditambah batuk dan flu lagi. Takutnya ini termasuk Covid-19 varian terbaru,” ujarnya.

Mutia berharap Dinas Kesehatan Kota Batam melakukan pengecekan (skrining) lagi terhadap suspek varian Covid-19. ”Kalau benar hanya batuk dan pilek biasa kita enggak khawatir. Makanya berharap ada skrining lagi, biar pasti,” ucap Mutia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, menjawab, saat ini tidak ada lagi pengecekan bagi pasien suspek Covid-19. Selain itu, secara nasional juga sudah tidak ada lagi kebijakan mengenai skrining suspek Covid-19.

”Sepertinya sudah dianggap biasa saja Covid-19 ini. Kayak flu biasa saja,” kata Didi.

Ditambahkannya, banyak pasien yang memiliki keluhan ISPA yang menyerupai influenza dan batuk ini juga disebabkan oleh faktor cuaca. Perubahan cuaca yang tidak menentu, kebersihan lingkungan, serta pola makan yang kurang baik. Hal tersebut berdampak pada kondisi tubuh. Ditambah lagi jika ada orang terdekat yang menulari penyakit.

”Misalnya influenza, kalau daya tahan tubuh sedang kurang baik mudah tertular karena penyebarannya melalui droplet (percikan air liur),” paparnya.

Didi menyebutkan, ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia. ISPA menimbulkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Pada sebagian besar kasus, ISPA disebabkan oleh virus dan dapat sembuh sendirinya tanpa pengobatan khusus.

ISPA disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan. Saluran pernapasan yang dapat terserang infeksi bisa saluran pernapasan atas atau bawah. Meski demikian, penyakit ISPA paling sering disebabkan oleh infeksi virus dan paling sering terjadi pada saluran pernapasan bagian atas.

Ditambahkannya, selain ISPA, jika komplikasinya pada anak biasanya radang paru-paru. Dan ini infeksinya sudah bukan di saluran pernapasan atas lagi. Biasanya jika sudah masuk di radang paru-paru atau pneumonia memerlukan perawatan medis serta bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Dia pun mengimbau masya-rakat untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Misalnya, mencuci tangan, berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, membersihkan lingkungan serta memakai masker di luar ruangan dianjurkan.

”Kondisi cuaca atau peralihan cuaca juga bisa memicu ISPA. Untuk itu dianjurkan pakai masker saat di luar rumah,” katanya

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat ada lebih dari 2.076 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Batam, pada periode Januari hingga Mei 2024. Sebagian besar penderita ISPA ini berobat di puskesmas menjalani rawan jalan.

”Ini data keseluruhan ya, itu jumlahnya ada 2.076 kasus. Termasuk tiga besar penyakit terbanyak yang diderita warga Kota Batam di sepanjang tahun 2024 ini,” pungkas Kadinkes. (*)

 

Reporter : Rengga Yuliandra

spot_img

Update