batampos – Warga Tanjunguncang banyak yang pindah rumah, akibat krisis air berkepanjangan di kawasan perumahan mereka. Hal itu disampaikan oleh para perangkat RW dan RT di kawasan Tanjunguncang.
Krisis air yang berkepanjangan ini, membuat warga mulai menyerah. Mereka memilih hengkang dari wilayah tersebut, karena sudah tak tahan akibat krisis air yang berkepanjangan tadi.
Warga yang mengontrak rumah, memilih cari kontrakan di pemukiman lain yang airnya lancar. Begitu juga dengan yang memiliki rumah sendiri, sudah banyak yang mengungsi ke rumah keluarganya di wilayah lain.
“Banyak yang sudah pindah. Belasan KK yang pindah dalam satu perumahan. Karena masalah air ini, ” ujar Ali, perangkat RW di kelurahan Tanjunguncang.
Baca Juga:Â Komentar Netizen Batam Soal Layanan Air
Hal yang senada disampaikan oleh perangkat RW lainnya, Nurdin. Ia mengatakan, cukup banyak rumah di Tanjunguncang yang kosong saat ini, karena persoalan air bersih ini.
“Banyak yang menyerah. Ada yang jual rumah, yang pindah kontrakan. Banyak yang sudah menyerah karena masalah air ini,” ucap Nurdin.
Warga yang bertahan, umumnya adalah pemilik rumah atau sudah terlanjur investasi di kawasan Tanjunguncang.
“Sampai beli air pakai mobil tangki kami. Sudah bertahun-tahun masalah air ini dan belakangan semakin parah. Betul-betul menderita kami di sini,” ujar Yunita, warga perumahan Putera Jaya.
Baca Juga:Â Didemo Pelanggan, ABH Janji Kirim Air Untuk Warga Perumahan Bukit Raya
Ketua RT 01/ RW 023, Surya Dharma Sitompul menuturkan, perangkat RT/RW di sana sudah mengupayakan berbagai cara untuk menyampaikan persoalan itu ke pihak pengelola dan pemerintah kota Batam.
Namun, tanggapan dari pemerintah daerah maupun pengelola air dinilai warga sangat minim. Pengelola air, kata Surya hanya datang hanya pengecekan saja. Tapi, sejauh ini, tidak ada upaya konkret untuk mengatasi persoalan yang dikeluhkan warga.
“Tak ada solusi, hanya cek-cek saja. Sudah berulang kali kami sampaikan, bahkan berdiskusi langsung dengan pengelola. Tapi tetap sama juga seperti ini. Sampai kapan ini baru ditanggapi,” ujar Dharma.
Reporter: Eusebius Sara