batampos – Nilai investasi Kawasan Industri Tunas Prima mencapai Rp 20 triliun dan diprediksi dapat menyerap tenaga kerja hingga 15 ribu orang. Head of Business Development Tunas Group, Chrispin Andereas, me-ngatakan, prosesi peletakan batu pertama atau ground breaking Kawasan Tunas Prima bukan hanya pencapaian Tunas Group, tapi juga bagi Kota Batam.
Kawasan Industri Tunas Prima diharapkan memberikan kontribusi besar terhadap Kota Batam. ”Tunas Prima memperhatikan konsep keberlanjutan dan kawasan industri hijau. Kami merancangnya secara komprehensif,” kata Chrispin saat memberikan sambutan dalam ground breaking Kawasan Tunas Prima, Selasa (19/9).
Ia mengatakan, nantinya akan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berasal dari PLTS Dam Tembesi yang disiapkan oleh PLN Batam. ”Ada sebesar 42 megawatt,” sebutnya.
EBT tersebut itu, kata Chrispin, akan disalurkan ke tenant-tenant di dalam Kawasan Industri Tunas Prima. Chrispin mengatakan, di Kawasan Industri Tunas Prima juga menggunakan infrastruktur yang modern dan ramah lingkungan.
Selain itu, Kawasan Industri Tunas Prima menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan. Seperti mengurangi dampak dari limbah dan keamanan air, serta mempromosikan desain lingkungan hijau dengan infrastruktur yang ramah lingkungan.
Kawasan Industri Tunas Prima menjadi terobosan baru sebagai kawasan industri pertama di Indonesia yang sedang menuju untuk bersertifikasi Green Mark For District yang dikeluarkan oleh Building and Construction Authority (BCA) International. Dan sertifikat Greenship Neighborhood yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI).
Chrispin menambahkan, jika seluruh tenant di Kawasan Industri Tunas Prima terisi, estimasinya ada 15 ribu kar-yawan yang dibutuhkan. Selain itu, pekerja di Batam akan mendapatkan transfer keahlian (skill) dari perusahaan-perusahaan yang memiliki teknologi tinggi.
”Investasi awal kami Rp 2 triliun. Jika semua tenant itu full, estimasi investasi mencapai Rp 20 triliun,” tuturnya.
Chrispin mengatakan, Kawasan Industri Tunas Prima menjadi kawasan industri ke-6 yang dikembangkan oleh Tunas Group. Dimana sebelumnya telah berhasil mengembangkan kawasan industri di Kota Batam dan juga Jakarta dengan total luas lahan mencapai 250 hektare.
Pengembangan Kawasan Industri Tunas Prima berlokasi di area strategis di Kabil, Kota Batam, dengan luas lahan mencapai 100 hektare. Kawasan ini dilengkapi infrastruktur pendukung yang baik dan akses yang mudah dijangkau ke Bandara Internasional Hang Nadim, Terminal Ferry International dan domestik, pelabuhan kargo, kawasan permukiman untuk pekerja rusun BPJS dan Rusun BP Batam, rumah sakit serta area komersial.
Chripsin mengatakan, pe-ngembangan kawasan indus-tri dengan konsep sustainable future yang dijalankan adalah bentuk kontribusi dukungan nyata terhadap upaya pemerintah dalam mewujudkan dan menjaga pembangunan ekonomi dan investasi jangka panjang yang ramah lingku-ngan. Tentunya semua itu sesuai dengan target Visi Indonesia 2045, dengan salah satu pilar pentingnya yaitu melalui ketahanan air, ketahanan energi dan komitmen terhadap lingkungan hidup dan pembangunan rendah karbon yang terus berkelan-jutan.
Kawasan Industri Tunas Prima juga memberikan kemudahan dengan berbagai pilihan terbaik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang ingin mengembangkan bisnisnya.
Terkait ground breaking Kawasan Industri Tunas Prima ini, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, memberikan apresiasi besar. ”Tunas Group membuktikan bisa mengembangkan kawasan ini. Investasi datang, kami pun memberikan kemudahan,” kata Rudi.
Ia mengatakan, dengan adanya investasi yang akan masuk ke Kawasan Industri Tunas Prima itu bisa terus berlanjut. Sehingga, akan berdampak pada perputaran ekonomi Kota Batam ke depannya.
Dengan adanya Kawasan Industri Tunas Prima ini, dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Kota Batam. Sebagaimana di tahun 2022 lalu, pertumbuhan ekonomi Kota Batam mencapai 6,84 persen.
Maka di tahun ini, ia meng-harapkan pertumbuhan ekonomi Kota Batam bisa di atas 7 persen dan 8 persen pada 2025. ”Dengan catatan tidak boleh ada keributan. Semua harus berjalan dengan baik. Saya titip kepada seluruh masyarakat Kota Batam untuk menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin. Kalau dengan emosional, yakinlah ini akan menjadi masalah dan yang rugi adalah kita semua,” ujarnya. (*)
Reporter : FISKA JUANDA
Editor : RYAN AGUNG