Selasa, 17 September 2024
spot_img

Kebutuhan Ikan Air Tawar di Batam Capai 5 Ton per Hari, Sistem Bioflok Jadi Solusi

Berita Terkait

spot_img
LPKA Batam 3 F Cecep Mulyana scaled
Budidaya ikan air tawar menggunakan metode bioflok di Batam. Foto: Cecep Mulyana/ Batam Pos

batampos – Dinas Perikanan Kota Batam, tengah menginisiasi sistem teknologi bioflok untuk meningkatkan kapasitas budidaya ikan air tawar. Penggunaan bioteknologi mikroba untuk meningkatkan kemanjuran dan pemanfaatan pakan ikan.

Bioflok nantinya direalisasikan melalui APBD Batam. Hal demikian disampaikan oleh Kabid Perikanan dan Budidaya Dinas Perikanan Batam, Cicik Kurniati.



“Ada 79 unit alat bioflok yang sudah kita salurkan ke pelaku budidaya. Tahun depan akan ditambah lagi, paling tidak 100 unit,” kata dia, Rabu (4/9).

Baca Juga: 17 Kelompok Budi Daya Ikan di Batam Dapat Bantuan Bioflok dan Bibit Ikan Nila

Upaya peningkatan kapasitas jumlah produksi tak lepas dari jumlah kebutuhan masyarakat Batam akan ikan air tawar. Paling tidak, dari catatan Dinas Perikanan kebutuhan itu setidaknya sebanyak 5 ton per hari.

Untuk itu, pengembangan budidaya ikan air tawar terus digalakkan. Produksi budidaya ikan terbesar di Batam masih didominasi oleh lele, patin, nila, gurame, bawal, dan juga mujair.

“Sekarang, selain budidaya ikan air tawar, kita juga mengembangkan budidaya ikan air laut dan air payau,” ujar Cicik.

Untuk ikan air laut, hasil budidaya sebagian besar bakal diekspor, ada juga untuk kebutuhan restoran. Lalu, untuk ikan air payau, setidaknya tercatat hampir 70 persen juga diekspor, termasuk udang.

Produksi ikan air tawar di Batam, per bulan tak kurang dari 200 ton, jadi yang terbanyak dibanding jenis lainnya. Sebab, ikan air tawar masa panennya hanya tiga bulan, lebih cepat dari ikan air laut dan air payau.

“Produksi atau hasil budidaya tiga jenis ini (ikan air tawar, laut, payau) mencapai 5 ribu ton. Ini dari data kita sepanjang Januari sampai Juni tahun ini,” katanya.

Anggota DPRD Batam, Safari Ramadhan mendorong agar Dinas Perikanan terus mengoptimalisasikan teknologi guna meningkatkan mutu dan jumlah produksi para pengelola atau kelompok budidaya ikan itu. Terlebih, kebutuhan pangan khusus ikan semakin tinggi.

“Saya sendiri pun suka dengan ikan-ikan air tawar ini. Jadi tak heran kalau kebutuhan masyarakat tiap bulannya sangat tinggi,” katanya.

Mengenai sistem bioflok, DPRD Batam mendukung penuh upaya tersebut. Asalkan, teknologi yang digunakan benar-benar telah teruji dan mampu meningkatkan jumlah produksi para pembudidaya. (*)

Reporter: Arjuna

spot_img
spot_img

Update