Sabtu, 23 November 2024

Kebutuhan Ikan Air Tawar Tinggi, Diskan Batam Maksimalkan Budidaya Bioflok

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi: Kolam ikan bioflok milik Aiyub. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam Yudi Admajianto mengatakan permintaan komoditas ikan air tawar relatif besar. Namun, keterbatasan lahan menjadi kendala utama nelayan dalam upaya mengembangkan budidaya ikan air tawar.

“Oleh karena itu budidaya ikan air tawar menggunakan sistem bioflok ini menjadi solusi kita untuk memenuhi permintaan ikan air tawar di Kota Batam,” ujarnya, Minggu (18/8).


Bioflok dalam pertanian sudah menjadi metode budidaya ikan yang semakin populer khususnya di daerah perkotaan. Metode ini menawarkan solusi praktis dan efisien dalam memaksimalkan produksi ikan air tawar dengan memanfaatkan ruang dan air terbatas secara lebih efektif.

Baca Juga: Perbaiki Lampu PJU, Dinas Bina Marga Akan Pertimbangkan Keamanan Kabel dan Peralatan Lampu

Bioflok sendiri berasal dari kata bios yang berarti kehidupan, dan flok yang berarti gumpalan. Gumpalan yang berkehidupan ini terdiri dari kumpulan berbagai organisme yang akan menjadi pakan ikan. Sistem bioflok diharapkan meningkatkan produktivitas ikan tanpa memerlukan lahan yang luas.

Yudi mengatakan pada tahun ini pihaknya telah mengimplementasikan 79 bioflok. Dan rencananya pada tahun 2025 ditambah menjadi 80 unit bioflok. “Sistem bioflok menjadi salah satu upaya dinas perikanan untuk mendukung petani ikan dengan memberi modal awal,” ungkap Yudi.

“Meskipun untuk benih ikan air tawar ini masih didatangkan dari luar daerah, namun untuk produksi dan pemasarannya tetap dijual di Batam dan jumlahnya mencukupi,” tuturnya.

Mantan Camat Belakang Padang itu menjelaskan, dalam sehari konsumsi ikan air tawar di Kota Batam mencapai 3 ton. Adapun jenis ikan banyak banyak dikonsumsi ini antara lain ikan lele, ikan nila dan juga ikan gurame.

Baca Juga: Terima Remisi 17 Agustus, 33 WBP Lapas dan Rutan Batam Langsung Bebas

Tingginya kebutuhan ikan air tawar di Batam ini kata Yudi, bisa dimbangi dengan produksi petani ikan air tawar tanpa harus mengimport dari negara lain. Dimana lanjutnya, beberapa setra budidaya ikan air tawar di kota Batam seperti di Temiang, Tembesi SEI Beduk dan Galang, mampu memproduksi ikan air tawar tersebut 3 ton sampai dengan 4 ton setiap harinya.

“Kalau musim panen itu bisa 4 ton, sementara kebutuhan kita itu 3 ton per hari. Jadi mencukupi. Selain membantu dalam pemasaran, kita juga beri bantuan bibit dan pakan bagi kelompok budi daya ikan air tawar di Kota Batam,” tuturnya.

Agung, salah seorang petani ikan air tawar di Temiang mengaku dalam sehari ia bisa memproduksi 200 hingga 300 kg ikan lele dan mujair. Ikan-ikan tersebut dijual di lokal Batam dan sudah ada pemesanan.

Baca Juga: Masyarakat Antusias Ikuti Gebyar Melayu Pesisir 2024

“Sudah ada langganan jadi gak bawa ke pasar lagi. Nanti kalau mereka butuh tinggal jemput ke kolam dan kita bisanya tiap pekan panennya,” ujar Agung.

Sebelumnya, sebanyak 79 paket Bioflok dan bibit ikan Nila diberikan Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Perikanan kepada 17 kelompok budi daya ikan di Pokdakan Komet Farm, Sei Temiang Kelurahan Tanjungriau Kecamatan Sekupang.(*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Baca Juga

Update