Kamis, 17 Oktober 2024

Kebutuhan Pasar Tenaga Kerja di Batam Mulai Berubah

Berita Terkait

spot_img
bursa kerja 2022
Suasana hari pertama Job Fair Batam 2022, Senin (07/11).
foto: Dalil Harahap / Batam Pos

batampos – Kebutuhan pasar tenaga kerja di Batam mulai berubah. Kini, banyak perusahaan menuntut tenaga kerja yang memiliki skill mumpuni.

Misalnya, dulu welder dengan kemampuan 3G, kini harus memiliki kemampuan 6G. Hal itu disampaikan oleh HR&GA Citramas Group, Naradewa.

“Kami pastinya mencari pekerja yang sudah punya pengalaman, kualifikasi mumpuni, skill dan sertifikat tentunya,” kata Naradewa, Minggu (27/11).

Kebutuhan tenaga kerja yang dicari di Citramas Grup, sudah berada di level tinggi. Ia mencontohkan tidak lagi merekrut welder dengan kemampuan 3G, namun dengan kemampuan minimal 6G.

“Jika kami merekrut yang 3G, tidak bisa mengerjakan skill 6G. Tapi, yang 6G bisa mengerjakan skill 3G, 2G,” ujarnya.

Baca Juga: Syarat Perjalanan Dengan Kapal Pelni, PCR dan Antigen Tidak Berlaku Lagi

Tuntutan ini juga sejalan dengan permintaan klien Citramas Grup. Naradewa mengatakan, klien Citramas Grup selalu meminta pekerja yang full skill.

“Welder yang sudah 6G pun kadang dites klien. Bisa gak mengerjakan yang mereka minta. Lulus tes, merekalah yang dipekerjakan dalam proyek tersebut,” ucap Naradewa.

Apakah pernah kesulitan mencari pekerja? Naradewa mengatakan, tahun 2015 dan 2016, cukup kesulitan mencari pekerja. Sebab, sebelumnya terjadi penurunan drastis proyek pendukung migas. Sehingga banyak pekerja yang pulang kampung.

Saat ada proyek kembali di 2017, saat para pekerja ditelepon banyak yang mengatakan tidak bisa kembali bekerja, karena sudah memiliki pekerjaan lain.

“Ada beralasan sudah menjual rumahnya di Batam. Tapi tahun itu saja, kini tidak lagi,” tuturnya.

Baca Juga: UMK Kota Batam Dibahas Hari Selasa, Kadisnaker: Kita Tegak Lurus Sesuai Permenaker No 18

Naradewa mengatakan, perusahaan seperti SMOE maupun McDermott biasa memiliki data pekerja. Para pekerja pun mengetahui bahwa sistem kerja mereka per proyek.

“Proyek habis yah selesai. Begitu proyek ada lagi, ya dipanggil,” ucapnya.

Naradewa mengatakan, tenaga kerja skill tentunya memiliki sertifikat. Saat dites mampu menunjukkan kemampuannya.

Hal senada diucapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudi Sakyakirti. Ia mengatakan, Batam semakin maju dan membutuhkan tenaga kerja yang full skill.

“Dulu mungkin tidak terlalu, sekarang wajib memiliki skill,” ucapnya.

Ia mengatakan, orang Batam paham apa yang dibutuhkan perusahaan. Sehingga, mereka sudah tahu alur yang akan dilalui.

Baca Juga: BLT untuk Lansia dan Disabilitas di Batam akan Diantarkan ke Rumah

Ia mencontohkan beberapa SMK di Batam sudah menyiapkan pelajarnya sedini mungkin dengan skill yang dibutuhkan dunia kerja. “SMKN 4 dan SMKN 6, siswanya begitu tamat sudah ada skill. Jadi mereka tidak kosong,” ucap Rudi.

Rudi mengatakan, begitu menyelesaikan sekolahnya, beberapa perusahaan sudah menunggu mereka. Sehingga, tidak perlu menunggu waktu lama menganggur.

Ia mencontohkan lulusan SMKN 4 Batam, biasanya lulus sekolah sudah memiliki skill welder 3G. Lalu, mereka perlu pengalaman untuk mencapai ke 6G.

“Nah, kadang orang datang ke Batam lulusan SMK atau SMA, tapi gak punya skill. Melamar sana sini dan ditolak, akhirnya jadi pengangguran,” ungkap Rudi.

Namun, Pemerintah Kota Batam tidak bisa melarang para pekerja non skill datang ke Batam. Sebab, jika melarang tentunya melanggar undang-undang.

Baca Juga: Bandara Hang Nadim Siap Layani Perjalanan Umrah Langsung Batam-Madinah

Tapi arus pekerja datang ke Batam, tetap banyak setiap tahunnya. Rudi mengatakan, hal itu dibuktikan saat job fair beberapa waktu lalu.

Dari 33 ribu pelamar kerja, ada sebanyak 16 ribu orang dari luar Batam. Hampir rata-rata pekerja dari luar Batam ini, tidak memiliki skill yang mumpuni.

“Rata-rata hanya membawa ijazah saja,” ucapnya.

Rudi mengatakan, saat job fair ada pencaker dari luar Batam melamar ke salah satu perusahaan pendukung migas. Lalu, ditanya beberapa istilah peralatan pendukung migas, namun tidak tahu soal hal itu.

“Istilahnya saja tidak tahu, apalagi disuruh pegang las, gerinda atau peralatan lainnya. Gimana mau mempekerjakan yang seperti itu,” ujar Rudi.

Oleh sebab itu, Rudi berharap pencari kerja yang datang ke Batam sudah menyiapkan skillnya terlebih dahulu. Sehingga sampai di Batam bisa bekerja di perusahaan-perusahaan yang besar.

“Jangankan welder, helper saja harus paham mengenai dunia kerja mereka. Jika tidak paham, akan menjadi problem saja. Disuruh ambil batang las nomor sekian, diambilnya yang lain. Jadinya menghambat pekerjaan,” tuturnya.

Baca Juga: Polresta Barelang Sediakan Layanan Perpanjangan SIM Online, Begini Caranya…

Beberapa waktu lalu, kata Rudi, ada perusahaan dari Jakarta cari welder dengan kemampuan 4G ke atas. Perusahaan itu meminta sekitar 500 orang welder.

Namun, setelah beberapa bulan, mereka hanya menemukan 27 orang saja. Padahal, pekerjaan yang akan dilakukan di Korea Selatan, dengan gaji minimal Rp 30 juta.

“Proyeknya tahun depan, dan mereka masih mencari sampai saat ini. Tapi, susah juga menemukan pekerja skill mumpuni,” ucapnya.

Rudi berhadap BLK milik Kementerian Tenaga Kerja segera beroperasi. Karena, keberadaan BLK ini dapat menyelesaikan 50 persen problem Kota Batam soal tenaga kerja. (*)

 

 

 

Reporter: FISKA JUANDA

spot_img

Update