batampos – Sudah lebih dari sepekan aliran air di kawasan Nagoya, Batam, terhenti, sejak 2 Juli lalu. Sektor usaha terancam, pengusaha mengaku merugi. Hal demikian dirasakan oleh Roma, pengusaha spa dan restoran yang terletak di Nagoya. Saking berdampak terhadap sektor usaha, kini ia merugi jutaan rupiah.
Sejak aliran air terputus akibat kebocoran pipa di depan Perumahan Happy Garden tempo lalu, dia terpaksa membeli air tangki buat kebutuhan di tempat usahanya. Belum lagi dapat komplain dari para pelanggan atau pengunjung akibat air mati.
“Air ini kebutuhan sangat mendasar. Saya sejauh ini sudah beli delapan tangki air untuk di spa. Total kita keluarkan sudah lebih dari Rp2 juta untuk itu,” Kamis (11/7).
Tak cuma beli air tangki, Roma bahkan sempat membeli air galon untuk kebutuhan minum pelanggannya. Dari situ, ia berharap agar persoalan kebocoran pipa, atau apapun bentuk permasalahan yang terjadi segera ditangani dengan cepat.
Ketua Asosisasi Pariwisata Nasional (Asparnas) Batam, Andi Xie, mengamini buruknya pengelolaan air bersih di Batam oleh konsorsium. Di sisi lain, ia mendapati ada kejadian yang tak sedap terjadi sebelumnya, yakni hotel yang aliran airnya sampai menguning.
Kejadian seperti ini tentunya sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha dan iklim pariwisata, sebab keduanya berjalan sejajar beriringan. Faktor kebocoran pipa yang kerap kali jadi penyebab supali air mati bak sudah tradisi, langganan tiap bulan.
“Pengaruh pasti ada. Di salah satu hotel, kita mendapat kabar itu terdampak, dimana pada saat tamu mau mandi, airnya warna kuning, tapi kejadian itu memang sudah lama. Kebocoran pipa ini semacam jadi langganan. Setiap bulan masing-masing wilayah terdampak bergilir,” katanya.
Andi mempertanyakan kinerja pengelola air bersih. Pasalnya, sepengetahuan dia, kebocoran pipa sering terjadi akibat galian dari alat berat yang mengerjakan proyek-proyek jalan dan sebagainya.
“Kenapa bisa ada kebocoran? Kalau bocor karena alat berat, kenapa tidak dilakukan langkah antisipatif sebelumnua? Kan, bisa pengerja proyeksi komunikasikan itu ke pengelola air bersih soal dimana letak atau titik pipa agar tak terkena galian alat berat,” ujar dia.
Citra Kota Batam yang masyhur, metropolitan, pembangunannya pesat, tercoreng akibat masalah yang terbilang remeh-temeh. Bukan tanpa alasan, dia bilang, air adalah hak mendasar buat masyarakat dan harus diberikan pelayanan terbaik. Toh, masyarakat juga membayar tagihan, bukan gratis.
“Masa Kota Batam yang maju, jalannya besar, pembangunan pesat, tapi airnya selalu mati. Ini harus ditangani dengan baik, sebab ini bukan kali pertama terjadi, tiap area bahkan. Belum lagi masalah maintanance,” ujar Andi.
Sementara itu, Humas PT Air Batam Hilir (ABH), Ginda Alamsyah memberikan informasi terkini soal progres perbaikan pipa di depan Perumahan Happy Garden itu. Saat ini, tim sedang berjibaku untuk proses pengerjaannya.
“Sedang dikerjakan. Dilalukan boring (pengeboran) jalan. Ada dua titik dilakukan pengeboran. Titik pertama sudah selesai, sekarang titik kedua. Jika tidak ada halangan yang berarti, perkiraan kita selesai tetap di tanggal 14 Juli nanti,” katanya. (*)
Reporter: Arjuna