batampos – Kenaikan harga komoditi hingga harga tiket pesawat pengaruhi angka inflasi bulan April di Kota Batam.
Statistisa Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Subuh Sukmono Putro menyampaikan Batam harus mewaspadai meningkatnya inflasi di triwulan kedua ini.
“Batam sudah inflasi sejak Januari-Maret ini. Inflasi Maret itu 0,45 persen. Penyumbang tertinggi itu dari konsumsi makan dan minuman,” kata dia, Jumat (19/4).
Ia menjelaskan, selama bulan Ramadan, dan jelang lebaran permintaan terhadap makanan dan minuman cukup tinggi. Sehingga menjadi penyumbang inflasi.
Baca Juga: Usai Lebaran, Harga Cabai Turun, Bawang Masih Tinggi
Sementara untuk April ini, meskipun masih dalam pekan ketiga, inflasi Batam sudah berada di angka 0,73 persen. Angka ini dinilai cukup mengkhawatirkan, karena tahun ini pemerintah menargetkan inflasi tidak boleh lebih dari 2,5 persen.
“Ini masih pekan ketiga April. Hasilnya baru terlihat nanti di akhir bulan. Masih ada sembilan bulan ke depan bagi pemerintah daerah untuk mengendalikan pergerakan angka inflasi ini,” ujar Subuh.
Kenaikan biaya transportasi di momen lebaran menjadi penyumbang inflasi di bulan ini. Kenaikan harga yang cukup signifikan akan memberikan tekanan pada inflasi.
Selain itu, perang antara Israel dan Iran diprediksi juga akan mempengaruhi kondisi ekonomi. Menurutnya, tekanan dari luar juga mempengaruhi.
“Kita gak tahu apakah kebutuhan minyak tercukupi atau tidak. Kita memang belum rilis, itu nanti di pekan keempat April baru diketahui. Minggu keempat akan ada perubahan harga yang cukup drastis,” bebernya.
Baca Juga: Warga Sekupang Keluhkan Knalpot Brong, Polisi Segera Tindak
Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, Batam selama tiga bulan ini sudah inflasi terus. Berbeda dengan tahun 2023 lalu, Batam deflasi di Maret, sedangkan periode yang sama di tahun ini angka inflasi sudah berada 0.45 Januari-maret.
Sampai dengan saat ini inflasi Batam sudah ada di angka 0,73 persen. Artinya, kalau target pemerintah bisa terpenuhi, masih ada 9 bulan ke depan.
“Kita belum tahu kondisi ke depan akan seperti apa. Hati-hati untuk itu,” sebutnya.
Subuh menambahkan harga komoditi saat ini relatif stabil, meskipun masih tinggi. Karakteristik Kota Batam yang merupakan didominasi pendatang juga mempengaruhi.
Batam ini mayoritas pendatang, sehingga banyak yang mudik bersama keluarga di kampung. Sehingga turut mempengaruhi belanja konsumsi makanan dan minuman di Batam.
“Jadi diharapkan makanan dan minuman ini tidak memberikan tekanan inflasi tentunya,” imbuhnya.
Baca Juga: Pelanggan Tewas di Kamar Terapis, Masyarakat Kembali Soroti Panti Pijat Plus-plus di Batuaji
“Tapi kita belum tahu apakah trasnportasi akan memberikan inflasi cukup tinggi, karena ada pembelian tiket pesawat di sana. Jumlah pemudik juga dilaporkan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu,” sambungnya.
Sementara untuk investasi, tentu diharapkan ada kenaikan. Sehingga akan berdampak terhadap serapan tenaga kerja.
“Kalau banyak tang terserap, angka pengangguran juga bisa ditekan,” tutupnya. (*)
Reporter: Yulitavia