Rabu, 27 November 2024

Kenapa Batam Pos Harus Terus Ada?

Berita Terkait

spot_img
Muhammad Iqbal

SURVEI Edelman Trust Barometer yang dirilis 18 Januari 2023 lalu bisa jadi energi besar bagi mereka yang bekerja dan berkiprah di media, termasuk kami di Batam Pos.

Edelman, salah satu lembaga riset kredibel di dunia, telah melakukan survei lebih dari dua dekade di 28 negara. Edelman menyatakan kepercayaan publik di Indonesia kepada media mencapai 72 persen. Sebuah angka yang cukup tinggi di tengah gempuran aneka platform informasi dan komunikasi, serta di tengah keraguan sebagian orang pada eksistensi institusi media.


Yang lebih menggembirakan lagi adalah kepercayaan publik di Indonesia kepada media sebagai sumber informasi yang bisa dipercaya mencapai 60 persen. Angka itu lebih tinggi daripada kepercayaan terhadap pemerintah yang berada di angka 56 persen.

Tingkat kepercayaan publik yang tinggi kepada media beriringan dengan tingkat kepercayaan terhadap jurnalis. Survei Edelman menemukan fakta bahwa kepercayaan pada jurnalis mencapai 67 persen. Lebih tinggi dibanding kepercayaan pada pemimpin pemerintahan, yakni 66 persen.

Kepercayaan publik yang begitu besar tentu beririsan dengan harapan bahwa pers merupakan sebuah institusi yang berdiri untuk membawa informasi yang telah teruji, valid, dan sahih kepada khalayak.

Arus deras informasi melalui ragam media sosial memang telah menggeser sumber pertama orang memperoleh informasi. Mayoritas publik di Indonesia, dan juga di banyak negara, mendapatkan informasi tentang satu peristiwa pertama kali dari media sosial, tidak dari media massa. Hanya saja, tidak ada yang bisa menggaransi informasi yang beredar di media sosial telah teruji kebenarannya sebelum dibagikan.

Janet Steele, dalam ulasannya di Digital News Report 2023 yang digelar Reuters Institute, menyebutkan setengah penduduk Indonesia mendapatkan berita dari WhatsApp, YouTube, Facebook, dan Instagram. Platform-platform itu, kata Janet, sangat populer di Indonesia. Akan tetapi, Janet memendam kecemasan tersendiri.

“Banyak perhatian diarahkan pada peran media sosial dalam menyebarkan disinformasi, propaganda politik, hoax, dan ujaran kebencian,” katanya.

“Pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 2024 juga telah memicu kekhawatiran luas tentang penggunaan akun berbayar atau buzzers untuk mempromosikan berbagai kepentingan politik,” ujar pengajar jurnalistik George Washington University itu.

Verifikasi adalah poin paling mendasar yang membedakan sebuah produk jurnalistik dengan media sosial. Verifikasi merupakan urat nadi kerja jurnalistik. Ia sebuah proses yang wajib dilalui oleh jurnalis dalam menulis berita. Setiap data dan fakta di dalam berita harus diuji sebelum ditulis dan diterbitkan kepada pembaca.

Sebaliknya, konten media sosial kerap dibagikan tanpa diperiksa kebenarannya. Dorongan psikologis siapa yang pertama dan paling cepat membagikan sesuatu yang sedang viral jadi “standar utama” media sosial. Belum lagi soal pertanggungjawabannya.

Pada titik ini, produk jurnalistik yang lahir melalui prosedur yang ketat, dan tentu saja ada proses verifikasi di dalamnya, adalah kunci pers akan selalu dipercaya publik.

Itu pula yang menjadi landasan keyakinan kami, bahwa Batam Pos bisa bertahan hingga usia 25 tahun, salah satunya, karena publik di Batam dan Kepri meletakkan kepercayaan yang tinggi pada informasi yang kami hadirkan setiap hari. Dan, itu juga yang menguatkan tekad kami bahwa Batam Pos harus terus ada di Kepri bukan semata-mata karena alasan bisnis, tapi untuk berdiri sebagai penyaring dan pembawa informasi yang valid dan teruji.

Peran sebagai verifikator dan otentikator informasi merupakan pekerjaan rumah yang harus terus menerus kami perbaiki di tengah godaan besar jurnalisme clickbait yang menerpa banyak media, terutama media online. Namun, berpegang pada kaidah dan prosedur jurnalistik adalah pilihan sikap yang takkan pernah dilepaskan.

Batam Pos memenuhi persyaratan untuk meneguhkan diri sebagai pembawa informasi yang otentik dan terverifikasi. Media ini telah membuktikan kepada publik di Kepri tentang produk jurnalisme yang baik. Hingga hari ini, Batam Pos satu-satunya media massa di Kepri yang hasil-hasil liputan para jurnalisnya mendapat pengakuan dan penghargaan dalam seluruh kompetisi jurnalistik bergengsi di Indonesia.

Mempertahankan Batam Pos tetap eksis di Kepri adalah mempertahankan sebuah referensi informasi yang bisa dipercaya agar tetap bisa tegak. Anda punya alasan untuk tetap membeli, membaca, dan beriklan di Batam Pos, yaitu agar tetap ada media yang menguji kebenaran sebuah informasi sebelum menyajikannya kepada Anda!

 

Direktur/Pemimpin Redaksi Batam Pos

spot_img

Baca Juga

Update