
f. Yashinta / Batam Pos
batampos – Kencur, si kecil cabi yang biasa nongkrong di dapur, kini jadi bintang utama di pasar tradisional Batam. Tapi bukan karena jadi seleb dadakan—melainkan karena harganya yang naik dua kali lipat! Kalau kencur bisa ngomong, mungkin dia udah bilang, “Aku bukan rempah sembarangan, aku premium sekarang!”
Pantauan Batam Pos, di Pasar Tos 3000 Jodoh, harga kencur meroket jadi Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per kilogram. Sementara di Pasar Botania Batamcenter, si rimpang harum itu udah “naik kelas” ke Rp 80 ribu per kilogram. Mahal? Ya, dompet sampai nyesek!
Ani, pedagang bumbu dapur di Tos 3000, bilang, stok kencur dari Medan masih “liburan panjang”. Akibatnya, harga di pasar pun naik kayak kencur yang disimpan di freezer—tiba-tiba keras dan bikin sakit kepala.
“Biasanya Rp 40 ribu aja udah banyak yang nawar. Sekarang Rp 70 ribu, orang cuma bisa ngelus dada,” ujar Ani, Jumat (18/4), sambil membolak-balik timbangan yang makin lama makin bikin deg-degan.
Batam, ternyata, sangat bergantung pada kencur dari Medan. Jadi kalau pengiriman dari sana telat, ya siap-siap ngerasain “efek kencur langka”: harga melambung, pasokan menipis, dan air mata mengalir (terutama buat tukang jamu).
Sementara itu, rempah-rempah lain seperti jahe, lengkuas, dan kunyit masih kalem, belum ikut-ikutan naik daun. Jahe masih setia di Rp 30 ribu per kilogram, dan lengkuas serta kunyit tetap murah meriah di Rp 15 ribuan. Mungkin mereka tahu diri, takut dimarahin ibu-ibu pasar.
Yang naik cuma kencur. Mungkin dia pengin beda sendiri.
Tapi bukan cuma pedagang yang pusing, konsumen pun ikut garuk-garuk kepala. Sari, warga Batamcenter, terkejut bukan main saat tahu harga kencur udah tembus Rp 80 ribu per kilogram.
“Baru dua minggu lalu beli Rp 50 ribu, sekarang udah kayak harga emas batangan mini!” kata Sari sambil menatap sebungkus kencur dengan tatapan penuh perasaan.
Padahal, kencur bukan cuma buat bumbu dapur. Di musim pancaroba begini, kencur adalah penyelamat tenggorokan—bahan utama jamu andalan emak-emak sejati. Tapi sekarang, bikin jamu pakai kencur jadi semacam investasi jangka pendek.
“Pakai kencur sekarang harus mikir dua kali. Mau sehat, tapi dompet jadi sakit,” tambah Sari dengan ekspresi tragis-komedi.
Kenaikan harga ini juga bikin pengusaha kuliner dan tukang jamu tradisional di Batam ketar-ketir. Beberapa bahkan mulai “diet kencur” dalam resep mereka supaya tetap untung dan nggak perlu ngutang. (*)