Sabtu, 1 Februari 2025

Kepri akan Miliki 1.200 Spot Internet Gratis di Area Publik

Berita Terkait

spot_img

batampos  – Di era digitalisasi seperti saat ini, kebutuhan akan internet sangat tinggi. Terutama bagi kalangan muda dan siswa yang tentunya membutuhkan akses cepat ke pekerjaan, pengetahuan dan peluang usaha. Memahami tingginya kebutuhan akses internet inilah, Sirajudin Nur, Calon DPD RI Provinsi Kepri akan memperjuangkan 1.200 Internet Gratis yang bisa di akses dengan mudah di berbagai fasilitas umum seperti Fasum Warga, Rumah Ibadah, Pelabuhan Rakyat, hingga Balai Desa.

F. TIM SIRAJUDIN NUR UNTUK BATAM POS
ANGGOTA Komisi IV DPRD Provinsi Kepri Sirajudin Nur berdialog dengan ratusan warga yang hadir.

Adapun target yang dicanangkan sebanyak 1.200 titik lokasi yang tersebar di 7 Kabupaten/Kota hingga desa desa yang akan direalisasikan secara bertahap.


“Era 5.0 ini masyarakat membutuhkan akses internet yang akan menghubungkan orang-orang dengan sumber daya vital bagi Pengetahuan, Pendidikan dan Kesehatan, sehingga perlu menjadi perhatian dan fokus kita agar kedepannya masyarakat semakin mudah, murah untuk mendapatkan akses internet di fasilitas publik,” jelas Sirajudin Nur.

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini semua kegiatan menggunakan teknologi informasi. Jumlah penggunaan internet di antara produk-produk teknologi informasi dan komunikasi semakin meningkat, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Hampir setiap bidang kehidupan modern dipengaruhi oleh internet.

“Saya berharap dengan kemudahan akses internet, masyarakat kita akan semakin mudah mengakses informasi, beraktifitas secara digital untuk keperluan usaha, ekonomi, pendidkan dan sebagainya,” terangnya.

“Karena itu penting dan strategis untuk memperluas cakupan akses internet gratis hingga ke pelosok desa atau hinterland. Kita ingin ada keadilan pembangunan yang juga dirasakan masyarakat di desa desa atau pulau terpencil. Ruang publik di desa seperti Balai Desa bisa dijadikan hotspot sehingga bisa menjadi pusat berkegiatan masyarakat,” jelasnya.

Keinginan yang disampaikan Sirajudin Nur ini cukup beralasan. Pasalnya, belum semua masyarakat di hinterland di Kepri yang bisa menikmati akses internet. Kendalanya, infrastuktur telekomunikasi belum menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Kalaupun infrastruktur telekomunikasi telah tersedia, persoalan lain masih ada, yakni faktor kemampuan ekonomi untuk membeli kuota internet.

Menurut Sirajudin, ruang publik di perdesaan atau hinterland penting dimanfaatkan sebagai hot-spot.

“Kalau ada wifi di balai desa, masyarakat bisa menjadikan balai desa sebagai pusat kegiatan. Termasuk pusat kegiatan ekonomi di mana internet yang bisa diakses secara gratis dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk berwirausaha masyarakat di desa tersebut,” kata Sirajudin Nur

Indonesia sendiri menargetkan menjadi kekuatan ekonomi digital tahun 2025. Namun, menurut Sirajudin, target tersebut sulit terealisasi jika masih ada kesenjangan antara kota besar dan perdesaan dalam hal akses internet. Penyebaran hot-spot di ruang publik di desa, kata dia, sebagai upaya mengatasi kesenjangan akses internet tersebut.

Selain itu, potensi ekonomi kerakyatan di perdesaan yang masih tersembunyi akan terangkat melalui internet yang diakses oleh masyarakat. Jadi, potensi daerah yang memiliki prospek ekonomi yang bagus, bisa dilirik oleh masyarakat dari berbagai belahan dunia mana pun. Sisi positif inilah yang sangat diharapkan oleh Sirajudin.

Nantinya diharapkan akal ada wirausaha-wirausaha baru di perdesaan yang muncul sehingga memberikan kontribusi besar bagi tumbuhnya perekonomian setempat.
Apalagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama ini mampu memberi kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. (*)

 

Reporter: GALIH ADI SAPUTRO
Editor: RATNA IRTATIK

spot_img

Update