batampos – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, tengah bersiap untuk menyambut lonjakan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, dengan berbagai strategi dan terobosan baru.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ni Made Ayu Marthini menekankan pentingnya Kepri sebagai destinasi utama karena letaknya yang strategis di perbatasan Malaysia dan Singapura.
“Kami memberikan atensi khusus untuk Kepri karena berada di perbatasan dengan Malaysia dan Singapura. Kami sedang berusaha memberikan terobosan baru. Ada banyak harapan kepada program-program yang dimiliki dan yang ingin dicapai,” ujarnya, pada acara Kepri Tourism Forum 2024, di Ballroom Aston Hotel, Batam, Kamis (22/8).
Baca Juga:Â Imigrasi Batam Habiskan Paspor Desain Lama Sebelum Desain Baru Diterapkan
Kata dia, pariwisata dunia kini telah pulih, dengan Indonesia yang mencapai 85 persen dari kondisi normal sebelum pandemi. Dalam konteks Kepri, ia menyoroti perkembangan infrastruktur dan atraksi yang semakin baik. Itu jadi salah satu indikator kesiapan daerah untuk menerima lebih banyak kunjungan wisatawan.
“Kami melihat Kepri, perkembangan pembangunan infrastruktur dan atraksinya luar biasa. Kepri siap membangun dan siap menerima kunjungan wisatawan asing dan wisatawan lokal,” kata Marthini.
Dari data yang ia pegang, bahwa ada peningkatan jumlah wisatawan asing yang masuk ke Indonesia hingga Juni 2024, yakni naik sebesar 23 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, ia menyebut tantangan utama yang dihadapi pariwisata Indonesia, termasuk Kepri, adalah konektivitas dan aksesibilitas.
“Konektivitas masih menjadi tantangan. Ini menurut kami masalah waktu, dunia juga mengalami hal sama. Kami terus bekerjasama dengan maskapai untuk mendatangkan pesawat ke Indonesia,” kata dia.
Baca Juga:Â Pemko Batam Fokus pada Pendidikan dan Kesehatan dalam Rancangan APBD 2025
Selain itu, ia mengungkapkan upaya Kemenparekraf untuk menciptakan skema khusus visa dan meningkatkan daya tarik Kepri bagi wisatawan domestik, yang selama ini lebih didominasi oleh wisatawan asing.
“Khusus Kepri, kami akan meluncurkan program Hot Deals. Kami membutuhkan dukungan dan kerja sama dari seluruh insan pariwisata untuk menciptakan paket menarik, terutama untuk pasar Singapura dan Malaysia,” kata Marthini.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menyoroti potensi besar yang dimiliki daerah dalam sektor pariwisata. Di 2019, Kepri mencatat lebih dari 2,8 juta kunjungan wisatawan mancanegara, meski angka ini menurun menjadi hampir 1,6 juta pada tahun lalu akibat pandemi.
“Kepri ini provinsi kaya dan strategis. Kita punya semua potensi itu, salah satunya untuk pariwisata,” ujarnya.
Baca Juga:Â Seluruh Personel Polda Kepri Terlibat Pengamanan Pilkada
Menurut dia, pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) akan menjadi “game changer” bagi pariwisata Kepri. Proyek itu saat ini berada pada tahap uji tanah (soil test) dan akan segera dilelang untuk mempercepat proses pembangunan.
Selain itu, pihaknya telah berkomunikasi dengan pemerintah pusat mengenai masalah tarif tiket kapal yang tidak affordable. Kemudian, ada juga soal Visa on Arrival (VoA), yang diharapkan dapat lebih menarik bagi wisatawan.
“Kalau orang bicara pariwisata itu, Kepri ini enak, jalan tak macet, makanan enak, dekat dengan Singapura. Kita punya potensi besar ke depan untuk meraup kunjungan wisman lebih banyak,” ujarnya. (*)
Reporter: Arjuna