batampos– Tim Gabungan dari Puspom TNI, Polri, dan Satpol PP merazia tempat hiburan di kawasan Kampung Bule, Batuampar, Jumat (30/12) dini hari. Dalam razia, petugas menindak dan mengangkut 2 wisatawan mancanegara (wisman) asal Singapura serta Inggris.
Tokoh Perintis Kampung Bule, Ruslan Kasbulatov mengatakan kegiatan razia tersebut terdapat kejanggalan. Sebab, petugas hanya merazia 2 lokasi, yakni Foreplay, dan Kotta Bar.
“Di kawasan ini tidak ada narkoba, tidak ada teroris, kenapa selalu dirazia. Kami dapat informasi razia semalam tuan rumahnya TNI AD, dan malam ini razia lagi dari TNI AU. Ini ada apa? ujar Ruslan.
Menurut Ruslan, Tim Gabungan tersebut seharusnya menindak lokasi hiburan yang rawan narkoba. Namun, hingga saat ini, lokasi tersebut tidak tersentuh aparat.
“Ini razia Pupom TNI, kenapa sampai memeriksa KTP pengunjung. Bahkan sampai mengangkut turis yang punya paspor,” katanya.
BACA JUGA:Â Tim Gabungan Razia Parkir Liar di Depan Pelabuhan Internasional Batamcenter
Ruslan menambahkan kawasan tempat hiburan Kampung Bule selama ini dikenal bebas dari peredaran narkoba. Bahkan, beberapa lokasi hiburan memasang larangan aparat menikmati hiburan di lokasi tersebut.
“Kalau pun razia anggota (aparat), kami sudah membuat aturan, anggota tidak boleh masuk ke sini. Itu jelas tertulis,” terang Ruslan sambil menunjuk aturan aparat dilarang masuk ke tempat hiburan tersebut.
Ruslan menjelaskan dengan adanya razia itu membuat wisman takut masuk ke Batam, hingga enggan mengunjungi Kampung Bule. Selain takut ditindak, wisman mengaku takut karena melihat petugas razia yang dilengkapi senjata api (senpi).
“Batam tidak ada teroris sampai bawa senjata dan turis takut. Batam hidup dari jasa dan industri. Kalau seperti ini siapa yang mau datang ke Batam,” tanya mantan Wakil Ketua DPRD Batam ini.
Ruslan menilai kondisi Kampung Bule sudah sepi pengunjung karena dampak Covid-19. Dalam semalam, rata-rata lokasi hiburan hanya melayani 8 orang pengunjung.
“Seharusnya setelah Covid dan Presiden mencabut PPKM, kami didukung. Karena kami harus membayar sewa ruko ratusan juta dan ratusan karyawan harus digaji,” tegasnya.
Untuk itu, sambung Ruslan, ia mempertanyakan kegiatan razia tersebut kepada Presiden Jokowi, dan pejabat utama TNI seperti KSAD, KSAL, dan KSAU. Ia meminta untuk tidak melakukan razia di lokasi hiburan yang bersih dari narkoba dan kunjungan aparat, seperti di Kampung Bule.
“Ini ada apa sebenarnya. Izin kami lengkap, minuman alkohol juga ada izin. Janganlah seperti ini, sampai Kampung Bule ini tidak ada pengunjung,” paparnya.
Sementara pihak Puspom TNI yang dikonfirmasi terkait razia di Kampung Bule dan penindakan terhadap wisman asal Singapura dan Inggris tersebut belum mendapatkan jawaban. (*)
reporter: yofi