Jumat, 20 September 2024

Kerugian Industri Galangan Kapal Semakin Membengkak Akibat Pemadaman Listrik

Berita Terkait

spot_img
Galangan Kapal Dalil Harahap 7
Ilustrasi. Galangan kapal di Batam. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Pemadaman listrik bergilir untuk industri masih terus berjalan hingga kemarin, Selasa (23/5). Kerugian yang dialami pengusaha semakin membengkak karena terhambatnya aktifitas produksi.

Perusahaan galangan kapal misalkan, tak bisa melakukan produksi pembuatan kapal karena memang hampir seluruh kegiatan produksi mengandalkan aliran listrik PLN. Kerugian yang dialami semakin banyak karena tidak saja pada terhambatnya proyek pembuatan kapal tapi juga upah karyawan. Proyek terhambat sementara upah karyawan tetap berjalan normal.



Baca Juga: Satu Keluarga Terlibat Kejahatan Pecah Kaca Mobil di Batam, Ibu Bawa Kabur Sisa Uang dari Rp 310 Juta

“Kerugian sudah cukup jelas. Tak perlu dijelaskan nominalnya, yang pasti bahwa sehari saja tak kerja sudah besar kerugiannya. Proyek terbengkalai sementara karyawan gajinya tetap hitung full,” ujar Ketua Iperindo Kepri Ali Ulai, melalui sekretaris Iperdindo Kepri Tia.

Kerugian ini pengusaha sendiri yang menanggungnya sebab tak ada kompensasi dari pihak PLN. PLN yang sebelumnya menyarankan pihak perusahaan untuk menggunakan genset saat listrik padam hanya bisa mengganti uang BBM genset yang dipakai perusahaan.

Nah untuk galangan sendiri genset ini tidak bisa dipakai untuk aktifitas produksi sebab membutuhkan daya yang besar. Jadi kompenisasi dari pihak PLN jauh dari keseimbangan dengan kerugian yang dialami saat pemadaman listrik berjalan.

Baca Juga: Ini Syarat Mengurus Kartu Kuning di Disnaker Batam

“Sampai hari ini masih berjalan (pemadaman bergilir),” ujar Tia.

Direktur PT Bandar Abadi Shipyard Maslina Simajuntak juga tak menampik besarnya kerugian akibat pemadaman listrik bergilir ini. Dia berharap agar ini segera dihentikan demi stabilitas produksi di galangan kapal.

“Banyak yang mau dikerjakan tapi kalau padam terus listrik jadi terkendala. Sementara karyawan harus digaji terus,” ujarnya. (*)

 

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Update