Sabtu, 23 November 2024

Kesulitan Jual Paket Wisata ke Asia Timur, Pengusaha Batam Minta Bebas Visa untuk Tiongkok, Jepang, Korea dan India

Berita Terkait

spot_img
Wisatawan Mancanegara (Wisman) asal Pulau Jeju, Korea Selatan, berfoto bersama dengan latar belakang Museum Batam Raja Ali Haji. Foto: Disbudpar Kota Batam untuk Batam Pos

batampos – Pengusaha pariwisata di Batam kecewa karena kebijakan gratis visa kunjungan ke Indonesia tidak berlaku ke beberapa negara penyumbang wisman ke Batam khususnya dari Asia Timur dan juga India. Pengusaha kesulitan menjual paket wisata ke Tiongkok, Jepang, Korea dan India karena para wisatawan mengeluhkan kebijakan visa yang dinilai memberatkankan dan menambah beban biaya selama di Indonesia.

“Kalau kita mau tawarkan paket wisata ke snegara-negara itu, selalu ditanya masalah visa. Dan ini memang menjadi kendala kita,” kata Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kepri, Eva betty.


Eva mengatakan, para pelaku usaha pariwisata mengaku berterima kasih atas tambahan beberapa negara yang free visa dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2024 tentang Bebas Visa Kunjungan. Tetapi perlu diingat negara seperti Hongkong, Suriname, dan Kolombia bukanlah penyumbang wisman yang signifikan di Indonesia khususnya ke Kepri.

Baca Juga: Pariwisata Berbasis Budaya Melayu Bisa Jadi Andalan Kepri di Tengah Modernisasi

“Kalau ke Kepri, ke Batam ini khususnya, negara-negara dari Asia Timur seperti Tiongkok, Korea dan Jepang yang ramai. Ketika bersaing dengan negara tetangga untuk menggaet wisman dari negara-negara tersebut, kita sudah pasti kalah. Di sana free visa sementara kita tidak,” katanya.

Beberapa waktu lalu, para pengusaha sudah berangkat ke pusat untuk bertemu dengan kemenkeu. “Kami minta negara-negara ini masuk dalam tambahan free visa, tetapi ya tidak diakomodir. Harapan kita, pusat bisa melihat dari negara mana saja wisatawan yang banyak berkunjung,” tambahnya.

Hal lain yang dirasa menjadi penghambat naiknya jumlah wisman secara signifikan adalah harga tiket Ferri yang masih mahal dari Singapura-Batam dan Batam-Singapura. Padahal wisatawan paling banyak ke Batam adalah dari Singapura dan Malaysia.

“Tiket ini juga menjadi masalah serius. Sampai sekarang masih mahal dan masih menjadi keluhan banyak wisman,” katanya.

Baca Juga: Kala Penghuni PRSNP Teluk Pandan Memperingati Maulid Nabi, Pekerja Bar Khusyuk Bershalawat

Ketua DPC Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas) Batam, Andi Xie juag menyebutkan bahwa terbitnya perpres tersebut mengenai bebas visa itu tak membahwa pengaruh sama sekali buat pariwisata Batam.

Awalnya, pihaknya menginginkan Visa on Arrival (VoA) bisa dihapus oleh pemerintah pusat. Namun aturan yang baru tak memuat hal tersebut. Bagi dia, Perpres tersebut tidak bisa dikatakan sebagai sebuah stimulus. “Itu (Perpres) enggak ada pengaruh sama sekali. Paling tidak VoA itu di hapus. Kalau enggak, pakai visa 7 hari,” ujarnya, Rabu (4/9).

Jika menggunakan visa 7 hari, paling tidak bisa meringankan beban buat para pelancong ke Batam. Penghematan biaya untuk itu bisa mencapai ratusan ribu.

“Negara lain di ASEAN sudah menghapus VoA, semua sudah free. Nah, kita masih begini-begini saja,” katanya.

Baca Juga: 3 Perwira Polresta Barelang Masih Banding di Mabes Polri

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardi Winata juga mengaku berterima kasih kepada pemerintah pusat terkait terbitnya Perpres yang baru tentang bebas visa kunjungan. Dai mana ada penambahan tiga negara yang bebas visa. Meski dirasa tiga negara tersebut tidak sesuai dengan harapan pemerintah Kota Batam sebelumnya.

“Penambahan itu memang berbeda dengan harapan Walikota Batam Muhammad Rudi. Yang juga sempat bersurat Agustus 2023 lalu ke Kementrian untuk memberi relaksasi visa untuk keempat negara yang banyak memberi sumbangsih kunjungan ke Batam,” sebut Ardi. (*)

 

Reporter: Alfian Lumban Gaol

spot_img

Baca Juga

Update