Minggu, 24 November 2024

Kisah Abu Basar, Petani Karet yang Menabung Bertahun-tahun untuk Naik Haji

Berita Terkait

spot_img

Di usia 77 tahun, Abu Basar berhasil mewujudkan mimpinya untuk menunaikan ibadah haji tahun ini. Sempat tertunda selama dua tahun, lansia asal Lingga ini bahagia tidak terkira saat dipanggil menjadi jamaah calon haji (JCH) kloter 1 yang akan berangkat, hari ini Rabu (24/5/2023).

YULlTAVIA, BATAM


batampos – Mengenakan seragam dengan kacu berwarna kuning, Abu Basar duduk di salah satu kursi yang tersedia di ruang tunggu di Asrama Haji.

Sesekali pria 77 tahun ini berbincang sesama JCH yang juga menunaikan ibadah haji. Pria yang akrab disapa Basar ini berangkat seorang diri. Niat hati ingin berangkat bersama istri tidak bisa terwujud, karena sang istri sudah meninggal dunia.

Basar bercerita, sudah mendaftar haji sejak tahun 2012 lalu. Ia termasuk JCH yang rencananya diberangkatkan tahun 2020 lalu. Namun hal itu tidak bisa terealisasi, karena adanya pembatalan keberangkatan haji, akibat adanya wabah virus Covid-19.

Sempat merasa kesedihan yang luar biasa, Basar masih menyimpan keinginannya untuk berhaji di 2021. Namun, keinginan pria yang sehari-hari berkerja sebagai petani karet ini, sekali lagi harus kandas.

“Tak bisa berangkat lagi. Karena ada pembatasan usia. Jadi tak bisa berangkat lagi. Sedih pastinya. Sudah tunggu lama, tapi tak boleh berangkat pula. Saya dah sedih, dah risau. Alhamdulillah, Allah kasih saya kesempatan berangkat tahun ni. Senang rasa,” kata Basar sambil menyeka air mata di sudut pelipis.

Meskipun tidak punya tubuh yang tangguh lagi, Basar mengaku sangat senang menjalankan ibadah haji tahun ini. Untuk menjaga stamina jelang keberangkatan, agar bisa tetap bugar dan sehat.

Abu Basar,77, (kiri) saat melakukan pemeriksaan akhir di asrama haji Embarkasi Batam, Selasa (23/5/2023) siang. Foto: Yulitavia/Batam Pos

“Jaga makan sudah pasti. Istirahat yang cukup. Kemarin, tiba di asrama juga istirahat. Semoga perjalanan nanti lancar,” ujarnya.

Ia menceritakan sudah menabung selama bertahun-tahun. Berkerja sebagai petani karet, tidak menyurutkan niat Abu Basar untuk beribadah haji.

Baca Juga: Ratusan Calon Haji dari Batam Gagal Berangkat, Diprioritaskan Berangkat Tahun Depan

Pria yang sudah masuk dalam golongan lanjut usia (Lansia) ini mendaftar menjadi calon jemaah haji melalui embarkasi Batam pada tahun 2012 silam.

“Saya kelahiran tahun 1946, sekarang 77 tahun lah umur saya. Daftar haji dari hasil motong karet di kampung saya kumpulkan. Alhamdulillah panggilan Allah menuju baitullah terkabulkan. Saya mohon doanya agar diberikan kesehatan,” pintanya.

Abu Basar pun merasa haru saat dirinya mengetahui kembali mendapatkan informasi, bahwa dirinya bisa menunaikan rukun Islam yang ke-5 dalam hukum Islam pada 2023 ini.

Bekerja sebagai petani karet, Basar tekun menyisihkan penghasilan miliknya untuk bisa beribadah haji. Meskipun penghasilan dari memotong karet tidak banyak, namun ia bersyukur bisa menabung , dan mendaftar sebagai peserta haji.

“Kurang lebih 11 tahun saya menunggu, Alhamdulillah masih dikasih kesempatan untuk berangkat,” ujarnya.

Baca Juga: Kemenag Minta PPIH Batam Beri Perhatian Lebih Kepada JCH Lansia

Menabung sedikit demi sedikit, akhirnya 2012 ia bisa mendaftarkan diri sebagai JCH. Ia mengungkapkan penghasilan yang diperoleh tergantung hasil gerah karet yang dihasilkan dari pekerjaannya.

Basar menyebutkan, mulai berkerja pukul 06.00 WIB atau usai subuh. Setiap kali turun, ia menghasilkan 5-7 kilogram getah karet. Hasil dari pekerjaan ini, bisa mengantarkan ia ke tanah suci.

Dengan rasa gigih, sembari menunggu jadwal pemberangkatan, Abu masih terus melakukan pemotongan karet di kebun miliknya yang tidak terlalu luas itu.

Baca Juga: Embarkasi Batam Siapkan Layanan Prioritas Bagi Lansia

“Kebun saya tidak terlalu luas, ada sekitar 300 an batang karet saja. Itupun sudah banyak pohon yang mulai menua,” pungkas Abu Basar.

Ia sangat senang bisa berangkat ke tanah suci. Menurutnya, ini merupakan kesempatan yang sangat berharga, apalagi usianya sudah mencapai 77 tahun.

“Semoga perjalanan saya lancar. Penantian 11 tahun, akhirnya saya berangkat,”tutupnya.(*)

Reporter: Yulitavia

spot_img

Baca Juga

Update