Bursa kerja yang dibuka di Lapangan Sentosa Perdana (SP) Plaza selama tiga hari, mulai Senin (7/11) hingga Rabu (9/11) benar-benar jadi harapan besar bagi puluhan ribu pencari kerja. Lena dan Susanti, di antara ribuan orang tersebut, rela berjam-jam berdesak-desakan di tengah teriknya matahari agar lamaran mereka bisa diterima.
Reporter : EUSEBIUS SARA
Susanti dan Lenawati tampak tercengang saat sepeda motor Honda Beat yang mereka kendarai memasuki lapangan SP Plaza, Senin (7/11) pagi. Betapa tidak, kawasan itu telah menjadi lautan manusia dengan tujuan sama, yakni memasukkan berkas lamaran kerja.
Keduanya bahkan kesulitan mendapatkan lokasi parkir yang tepat. Lapangan kosong di belakang kantor Samsat UPT Batuaji yang berada di dekat pojokan kawasan SP Plaza adalah pilihan satu-satunya untuk memarkirkan sepeda motornya. Tidak ada lagi tempat parkir yang kosong di sekitar lapangan SP Plaza. Semuanya sudah dipenuhi kendaraan dan manusia.
Butiran keringat mulai mengalir dari wajah kedua wanita muda ini. Seperti pencari kerja (pencaker) lainnya, keduanya melangkah dengan cepat ke lokasi Job Fair 2022 yang digelar Pemko Batam tersebut.
Tidak mudah bagi keduanya untuk mendekati meja panitia sebab di sekelilingnya sudah berjubel ribuan orang, bahkan lapangan tersebut “dipagar” kendaraan bermotor.
Dengan menenteng map berisi surat lamaran kerja, mereka berdua menerobos kerumunan. Susanti dan Lena menyemangati diri untuk mendapatkan kerja. Rela berdesak-desakan di antara aroma dan peluh pencaker lain. “Gimana lagi, itu harus kami lakukan untuk mendapatkan kerja,” ujar Lena yang diamini Susanti.
Namun, belum sempat mencapai meja panitia, sekitar pukul 09.00 WIB, keduanya terpaksa mundur karena Susan mulai kesulitan bernapas. Kedua sahabat ini memilih mundur ke lokasi yang agak longgar untuk bisa bernapas lega.
Untungnya, di sekitar lokasi bursa kerja banyak yang berjualan makanan ringan dan minuman. Keduanya berhenti sejenak untuk mengisi perut yang sedari pagi belum sempat sarapan.
Sejam kemudian, keduanya kembali masuk kerumunan sebab Job Fair 2022 telah dibuka Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Desak-desakan kembali terjadi. Sekitar pukul 12.00 WIB baru kedua wanita ini bisa mencapai meja panitia untuk menyerahkan berkas lamaran ke perusahaan elektronik yang membutuhkan tenaga operator.
Apa yang dialami Susanti dan Lena ini juga dialami oleh ribuan pencaker lainnya. Lokasi bursa kerja yang dipadati pencaker tak mudah mereka terobos. Butuh perjuangan yang panjang agar lamaran bisa diterima oleh manajemen perusahaan peserta bursa kerja.
Banyak kisah yang terjadi di hari pertama, dan ini yang rutin dialami pencaker di Kota Batam setiap kali melihat ada lowongan kerja.
Kawasan industri, seperti di Kawan Industri Batamindo ataupun lokasi perusahaan penyalur lainnya, jika ada lowongan kerja maka akan diserbu ribuan pencaker. Butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar hanya untuk bisa memasukkan lamaran.
Kepada Batam Pos, Lena dan Susanti menceritakan kisah pahit mereka dalam memasukkan surat lamaran ke perusahaan yang membuka lowongan kerja. Pernah keduanya menemukan lamaran mereka di tempat sampah lantaran perusahaan yang membuka lowongan kerja sudah terlalu banyak menerima berkas lamaran.
“Itu perusahaan di salah satu Kawasan Industri Mukakuning. Sudah berulang kali kami alami kek gitu. Sedih, kadang kita cek ke tong sampah, ternyata lamaran kita ada di dalam tumpukan sampah. Dibuang sama manajemen karena sudah terlalu banyak yang melamar,” kata Lena.
Lena dan Susan adalah dua sahabat dari daerah yang berbeda. Keduanya tinggal satu kontrakan di Perumahan Genta, Batuaji. Dua tahun yang lalu keduanya pernah bekerja di perusahaan elektronik di Mukakuning, namun diberhentikan karena wabah pandemi Covid-19.
Keduanya sempat pulang ke kampung halaman masing-masing, namun setelah pandemi Covid-19 mereda, keduanya kembali ke Batam. “Karena masih KTP Batam,” kata Lena.
Sejak setahun yang lalu, keduanya sudah puluhan kali memasukkan lamaran ke perusahaan ataupun instansi yang membutuhkan tenaga kerja namun belum berjodoh.
Untuk bertahan di Batam, keduanya mengandalkan tabungan mereka saat bekerja sebelumnya. “Kemarin sempat jadi marketing, tapi agak susah karena penghasilan sesuai dengan hasil penjualan. Tak punya pengalaman sebagai marketing kami,” aku Susan.
Menjadi karyawan perusahaan elektronik adalah tujuan satu-satunya kedua wanita berusia 23 dan 24 tahun tersebut. Bursa kerja yang digelar Pemko Batam ini diharapkan bisa menampung mereka untuk kembali bekerja sebagai operator di perusahaan elektronik.
“Biar bisa kumpul modal untuk usaha sendiri nantinya,” ujar Lena dan Susan. (***)