batampos – Klub Barongsai Jin Shan Tan (JST) Batam berupaya memberdayakan anak-anak remaja dengan mengajak mereka bergabung dan berlatih kesenian barongsai. Langkah ini dilakukan untuk mencegah para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas, sekaligus melestarikan budaya leluhur masyarakat Tionghoa.
Pendiri Klub Barongsai JST Batam Sam Ong, mengatakan klub ini didirikan pada 8 Agustus 2012 lalu dengan tujuan mengenalkan kesenian barongsai kepada generasi muda. Menurutnya, ketertarikan remaja yang bergabung murni karena hobi, bukan untuk mencari penghasilan. Namun, setiap anggota akan mendapat bagian dari hasil pertunjukan yang mereka lakukan.
“Yang datang itu kebanyakan anak-anak remaja. Saya lihat mereka tertarik dan punya keinginan untuk mengenal serta belajar barongsai. Sekalian saja saya ajak bergabung, daripada mereka terjerumus ke pergaulan yang tidak baik,” kata Sam Ong saat ditemui di Sekretariat Klub Barongsai JST Batam di Komplek Permata Bandara, Blok Diamond II, Jalan Hang Tuah, Batubesar, Nongsa, Jumat (11/10).
Lebih lanjut, Sam Ong menekankan bahwa klub ini terbuka untuk siapa saja, tanpa memandang suku, agama, atau budaya. “Syaratnya gampang, yang penting punya keinginan untuk belajar dan mengenal kesenian barongsai. Dan, tidak dipungut biaya,” ujarnya.
Saat ini, klub tersebut telah memiliki 30 anggota aktif yang rutin berlatih dan menampilkan atraksi barongsai di berbagai acara. Klub ini juga sering menerima pesanan untuk tampil di berbagai kegiatan, baik dari masyarakat Tionghoa maupun umum. Hal ini menunjukkan bahwa barongsai sudah diterima secara luas di masyarakat.
Vincent, Ketua Klub Barongsai JST Batam, optimistis bahwa kesenian ini akan terus bertahan dan berkembang. Apalagi, barongsai kini telah diakui sebagai cabang olahraga resmi oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumatera Utara pada tahun 2024.
“Barongsai menjadi cabang olahraga prestasi setelah KONI mengakui Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) pada 2013. Kami bangga karena barongsai bukan hanya bagian dari tradisi etnis tertentu, tapi sudah menjadi milik semua kalangan,” ujar Vincent.
Sementara itu, Habbi, salah satu anggota klub, mengungkapkan rasa syukurnya bisa bergabung dengan Klub Barongsai JST Batam sejak 2013. Remaja berdarah Ambon dan Padang ini awalnya tertarik setelah melihat atraksi barongsai di sebuah acara.
“Saya gabung karena tertarik melihat pertunjukan barongsai. Ternyata, di sini semua teman-temannya baik dan kami saling mendukung,” katanya.
Habbi menambahkan bahwa selama bergabung, ia tidak pernah mengalami kesulitan dalam belajar. Senior di klub selalu membimbing anggota baru hingga mereka mahir. Selain itu, klub juga sering mengikuti berbagai perlombaan barongsai di Kepulauan Riau, serta mengadakan kegiatan sosial seperti mengunjungi panti asuhan, membersihkan rumah ibadah, dan berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan.
“Pak Sam Ong selalu mengingatkan kami untuk peduli dengan masyarakat. Kami sering ikut kegiatan bakti sosial, dari bagi-bagi masker saat pandemi hingga berbagi nasi kotak dengan anak-anak jalanan,” ujar Habbi.
Ketua RT 03/RW 13 Perumahan Permata Bandara, Wawan, juga mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan Klub Barongsai JST Batam. Menurutnya, klub tersebut telah memberikan kontribusi dalam merangkul berbagai kalangan dan melaksanakan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Mereka merangkul semua kalangan tanpa memandang latar belakang. Kita sangat mendukung dan menyambut baik kegiatan-kegiatan positif yang diadakan klub ini,” kata Wawan.
(*)
Reporter: Rengga Yuliandra