Jumat, 8 November 2024

Konsumsi Ikan Air Tawar di Batam 3 Ton Per Hari

Berita Terkait

spot_img
Pedagang lele saat melayani pembeli di pasar Tanjunguncang. Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Selain ikan air laut, kebutuhan ikan air tawar di Kota Batam tergolong sangat tinggi. Dinas Perikanan Kota Batam mencatat, dalam sehari konsumsi ikan air tawar di Kota Batam mencapai 3 ton. Adapun jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi ini diantaranya ikan lele, nila dan juga ikan gurame.

“Kebutuhan ikan air tawar baik itu untuk konsumsi maupun kebutuhan warung-warung seperti ikan lele, mujair, ikan nila dan gurame cukup tinggi di Batam. Per hari bisa 3 ton, ” ujar Kepala Dinas Perikanan Batam Yudi Admajianto, Selasa (30/7).

Tingginya kebutuhan ikan air tawar di Batam ini kata Yudi, bisa dimbangi dengan produksi petani ikan air tawar tanpa harus mengimport dari negara lain. Dimana lanjutnya, beberapa setra budidaya ikan air tawar di kota Batam seperti di Temiang, Tembesi, Seibeduk dan Galang, mampu memproduksi ikan air tawar tersebut 3 ton sampai dengan 4 ton setiap harinya.

“Alhamdulillah Batam tidak ada impor ikan air tawar semuanya hasil dari petani ikan air tawar kita, ” tambah Yudi.

Mantan Camat Belakang Padang itu mencatat, sampai saat ini ada belasan kelompok tani ikan air tawar yang tersebar di 77 lokasi di Batam. Meskipun untuk benih ikan air tawar ini masih didatangkan dari luar daerah, namun untuk produksi dan pemasarannya tetap dijual di Batam dan jumlahnya mencukupi.

“Kalau musim panen itu bisa 4 ton per hari, sementara kebutuhan kita itu 3 ton per hari. Jadi mencukupi, ” tuturnya.

Yudi menambahkan, berbagai upaya terus dilakukan Dinas Perikanan Batam untuk membantu para petani ikan air tawar tersebut. Bantuan bioflok, pendampingan hingga pemasaran dilakukan supaya petani ikan air tawar ini terus berkembang.

“Salah satu kendala budidaya ini masalah lahan oleh karena itu pembudidayaan mulai menerapkan sistim bioflok, ” ucapnya.

Agung salah seorang petani ikan air tawar di Temiang mengaku dalam sehari ia bisa memproduksi 200 hingga 300 kg ikan lele dan mujair. Ikan-ikan tersebut dijual di lokal Batam dan sudah ada pemesanan. “Sudah ada langganan jadi gak bawa ke pasar lagi. Nanti kalau mereka butuh tinggal jemput ke kolam dan kita bisanya tiap pekan panennya, ” ujar Agung.

Sebelumnya, sebanyak 79 paket Bioflok dan bibit ikan Nila diberikan Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Perikanan kepada 17 kelompok budi daya ikan di Pokdakan Komet Farm, Sei Temiang Kelurahan Tanjungriau Kecamatan Sekupang.

Kepala Dinas Perikanan Kota Batam, Yudi Admajianto menyampaikan dari 17 kelompok yang dibantu terdiri dari 14 kelompok ikan budi daya air tawar dan 3 kelompok budi daya air laut. Ia mengatakan Pemerintah Kota (Pemko) Batam memberikan bantuan Bioflok ini sebagai solusi keterbatasan lahan dalam melakukan budi daya ikan di Kota Batam.

Bioflok merupakan inovasi dalam budi daya ikan. Teknologi ini dinilai sangat tepat untuk diterapkan di budi daya ikan tawar. Mengingat kebutuhan ikan air tawar di Batam sangat tinggi.

Adapun bantuan yang diberikan untuk kelompok budi daya ikan air tawar Bioflok ialah bibit ikan dan pakan. Kelompok budi daya air laut menerima bantuan jaring, bibit dan pakan.

“Satu kolam Bioflok dapat menampung 600 bibit ikan. Semoga dengan adanya bantuan ini dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan Nila di Kota Batam,” ujarnya, Minggu (28/7).

Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, mengapresiasi dan berterima kasih kepada Dinas Perikanan yang menganggarkan bantuan Bioflok ini. Jefridin berharap bantuan ini bisa bermanfaat bagi kelompok ikan budi daya yang menerimanya.

“Batam sebagai daerah pariwisata sehingga banyak orang datang berkunjung. Kebutuhan ikan air tawar harus terpenuhi, karena cukup banyak diminati oleh masyarakat Batam maupun pengunjung,” tuturnya. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update