batampos – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam menyampaikan Kota Batam mengalami deflasi sebesar 0,25 persen selama Mei 2023.
Kepala BPS Kota Batam, Agus Kadaryanto, mengatakan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran.
“Tiga kelompok pengeluaran itu adalah kelompok transportasi turun sebesar 2,95 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya turun sebesar 0,15 persen, serta kelompok peralatan perlengkapan, dan pemeliharaan rumah tangga turun sebesar 0,05 persen, ” ujarnya, Rabu (7/6).
Meski demikian, kata Agus, lima kelompok lain mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 0,38 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 0,30 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lain mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen.
Baca Juga: Reaksi Wali Kota Batam Saat Tinjau Jalan Amblas di Turunan Bukit Daeng
Selain itu untuk kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,12 persen. Lalu kelompok kesehatan naik sebesar 0,06 persen.
Sedangakan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga.
“Indeks Harga Konsumen Kota Batam pada Mei 2023 tercatat 113,75 sehingga terjadi deflasi 0,25 persen, ” paparnya.
Sementara itu inflasi tahun kalender 2023 (Mei 2023 terhadap Desember 2022) menunjukan inflasi sebesar 0,12 persen. Inflasi tahun ke tahun (Mei 2023 terhadap Mei 2022) sebesar 3,08 persen.
Baca Juga: Punya Delapan Teknik Kejuruan, SMKN 3 Batam Terima 599 Siswa Baru
Kota Tanjungpinang, salah satu dari dua kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami deflasi bulan Mei 2023 sebesar 0,27 persen sehingga inflasi gabungan 2 kota IHK pada Mei 2023 menunjukkan deflasi yakni 0,26 persen.„
Dari 24 kota IHK di Sumatera, tercatat 20 kota mengalami inflasi pada bulan Mei 2023 dan empat kota lain mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,28 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,01 persen. Deflasi terdalam terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,27 persen dan deflasi terendah di Kota Palembang sebesar 0,05 persen.
“Kota Tanjungpinang dan Kota Batam menduduki peringkat ke-1 dan ke-2 dari empat kota yang mengalami deflasi di Sumatera, ” terang Agus.
Dari 370 komoditas yang menyusun inflasi Kota Batam, 78 komoditas mengalami kenaikan harga sedangkan 50 komoditas mengalami penurunan harga.
Baca Juga: Jelang PPDB Tingkat SMP, Jefridin: Jangan Memberi Janji-janji
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,0799 persen, bawang putih sebesar 0,0482 persen, rokok kretek filter sebesar 0,0305 persen, telur ayam ras sebesar 0,0299 persen, serta beras sebesar 0,0236 persen.
Sementara itu guna menekan laju inflasi, Pemko Batam akan mencanangkan gerakan menanam dengan menyebarkan bibit dan pestisida kepada masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemko Batam, Jefridin, mengatakan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya guna menekan inflasi. Di antaranya melalui Tim Monitoring Pengendalian Inflasi Daerah.
Pada minggu keempat Mei 2023 atau terhitung dari 22 Mei sampai dengan 26 Mei terdapat kenaikan harga pada satu komoditi yaitu bawang putih sebesar Rp 2 ribu, dikarenakan stok dan kenaikan dari daerah asal.
Baca Juga: Lupa Password Akun PPDB, Ini Cara Mendapatkan Kembali
Begitu juga dengan telur dan ayam negeri. Upaya yang dilakukan ada menemukan penyebab kenaikan harga. Penyebab harga naik itu ada dua, pertama terkendala pengiriman dan pasokan berkurang.
“Saya sudah minta Kadisperindag menangani ini. Solusinya adalah pasar murah atau operasi pasar dalam mengendalikan kenaikan harga,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam akan lebih intensif untuk melakukan koordinasi, guna mengantisipasi dan mengatasi kenaikan harga barang penyumbang inflasi di Kota Batam.
“Insaallah untuk menekan inflasi, rencananya kita akan mencanangkan gerakan menanam. Dengan pendistribusian bantuan bibit, tanah hitam, pupuk dan pestisida untuk 64 Kelurahan se-Kota Batam,” jelasnya.
Baca Juga: 10 Negara yang Warganya Kerap Kunjungi Kota Batam
Ini merupakan upaya gerakan menanam. Sehingga ketersediaan pangan di rumah tangga bisa sedikit teratasi.
Ia menambahkan, faktor yang mendorong kenaikan ini, karena naiknya permintaan yang didorong makin normalnya aktivitas sosial seperti makin banyaknya masyarakat yang menggelar pesta.(*)
Reporter: Rengga Yuliandra