batampos – Krisis air melanda sejumlah area di Kota Batam selama tiga hari terakhir dan kini dampak ini dirasakan pengelola perhotelan di Batam dengan mengharuskan membeli air bersih mencapai puluhan bahkan ratusan juta per hari.
“Masalah kondisi saat ini sudah hari ketiga krisis air terjadi dan kini tingkat hunian (tamu) hotel sedang tinggi. Air ialah kebutuhan operasional dan faktor esensial di hotel,“ kata Sekertaris PHRI BPD Kepri, Yeyen Heryawan, Senin (4/12).
Yeyen menyampaikan, seharusnya perhotelan mendapatkan profit margin. Namun di tengah kondisi saat ini mengharuskan membeli air dan menanggung sendiri sehingga perhotelan merasa dirugikan.
“Dan tidak mudah juga mendapatkan airnya karena harus mengantri,” jelasnya.
Baca Juga:Â Kunjungan Wisman ke Batam Turun
Dari sisi pengusaha hotel tentunya harus ada perbaikan secepatnya. Sebab persoalan krisis air ini bukan kali pertama terjadi bahkan berulang kali terjadi.
“Meyakinkan kepada tamu bukanlah perkara mudah. Semoga bisa cepat ditangani segera. Kalau memang kondisi masalahnya di pipa ya mestinya diganti saja agar layanan menjadi lancar,” ujarnya.
Sementara itu, pengelola hotel di Nagoya yang tak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan kekecewaannya dengan pelayanan air bersih di Batam.
“Tentu kami dirugikan dengan membeli air dengan jumlah tak sedikit, dan harganya mencapai puluhan bahkan ratusan juta,” kata dia.
Baca Juga:Â Sudah Berhari-hari Warga Baloi dan Bengkong Tak Dapat Suplai Air, Terpaksa Beli Air Galon
Kualitas air juga sangat buruk di tengah kondisi tamu atau pengunjung lagi tinggi di akhir tahun 2023.
“Selama ini tak ada solusi dari mereka pengelola air di Batam. Seharusnya pemerintah memberikan solusi kepada sektor pariwisata ini di saat krisis air melanda,” tutupnya. (*)
Reporter: Azis Maulana