batampos – Krisis air bersih masih terus berlanjut di wilayah Kelurahan Tanjunguncang, Batuaji. Meninggalnya Ja’far, warga perumahan Sumberindo, Tanjunguncang karena terlalu sering begadang menunggu air hingga pagi hari, Rabu (14/5) lalu belum juga ditanggapi pihak pengelola.
Air masih belum juga mengalir lancar, bahkan layanan mobil tanki untuk membantu warga juga tak bisa diharapkan lagi.
“Memang parah PT Moya (selaku pengelola air bersih di Batam), mau bunuh masyarakat Tanjunguncang secara perlahan mereka ini. Yang jatuh sakit sudah banyak sekarang karena sering begadang. Yang meninggal juga sudah terjadi satu orang. Sepertinya tak punya hati nurani lagi mereka. Mau gimana lagi kami sampaikan keluhan ini. Semua upaya sudah kami lakukan,” keluh Jono, warga Perumahan Putera Jaya Tanjunguncang.
Baca Juga:Â 24 Wali Kota Tanam Pohon Bersama di Batam
Krisis air bersih di wilayah Tanjunguncang sudah lama terjadi. Berbagai imbas sudah diterima masyarakat di sana. Masalah ekonomi, sosial hingga kesehatan dialami warga.
Tidak sedikit warga yang sudah memilih hengkang dari wilayah Tanjunguncang karena masalah air ini. Warga yang kontrak atau memiliki rumah di tempat lain memilih pindah ketimbang bergelut dengan persoalan air bersih ini.
Warga yang bertahan di sana inilah yang menanggung semua akibatnya. Secara ekonomi sangat merugi karena harus keluar banyak biaya untuk dapatkan pasokan air bersih.
Baca Juga:Â Pria Tewas di Tepi Jalan Sambil Memegang Perut, Kejadian di Lubukbaja
Beli air galon isi ulang serta membayar jasa mobil tanki yang dikelola secara pribadi sudah jadi rutinitas harian warga di sana.
“Tak bisa ngomong banyak lagi kami. Memang begini sudah keadaan kami di sini. Sudah demo, komplain ataupun ke kantor Moya sekalipun tetap tak ada tanggapan. Hancur ekonomi dan kesehatan kami karena masalah air ini. Mau sampai kapan begini terus” kata Rudi, warga lainnya.
Darma Sitompul, perangkat RT di kelurahan Tanjunguncang juga mengakui situasi semakin tak terkendali karena persoalan air ini. Masyarakat saling sikut karena persoalan yang sudah lama terjadi namun tak ada solusinya itu.
“Sudah jenuh, stres warga dengan masalah air ini. Mohon ini segera ditanggapi agar gejolak yang tidak diinginkan bisa kita hindari,” ujar Darma.
Dijelaskan Darma dan tokoh masyarakat Tanjunguncang, berbagai upaya untuk menyelesaikan persoalan krisis air bersih ini sudah dilakukan dengan berbagai cara termasuk mendatangi kantor pengelolah air bersih Batam PT Moya. Namun penyelesaian belum ada.(*)
Reporter: Eusebius Sara