batampos – Krisis tenaga welder masih terjadi di perusahaan galangan kapal di Kota Batam. Padahal pesanan tahun 2023 ini mulai berdatangan khusus untuk pembuatan kapal tongkang. Pengusaha galangan kapal pun agak kewalahan menyelesaikan proyek pemesanan kapal tahun sebelumnya.
Menanggapi itu Ketua DPD FSP LEM SPSI Kepri, Saiful Badri berharap agar diskusi atau Bipartit harus berjalan sebab banyak alasan kenapa persoalan ini muncul. Persoalan upah juga jadi faktor tukang las profesional lebih memilih keluar negeri dibandingkan Batam.
“Banyak persoalan kenapa welder ini kurang sekarang. Hal yang mendasar itu upah. Upah tukang las lebih mahal bayarannya di luar negeri ketimbang di sini, makanya mereka pada lari ke luar negeri. Berbeda jauh sekali. Kalaulah upah itu setara atau perbedaannya tidak begitu jauh orang lebih milih kerja di sini dari pada luar negeri,” ujar Saiful.
Baca Juga:Â Pertamina akan Sanksi Tegas SPBU Curang, Pengiriman BBM Dihentikan
Persoalan lainnya adalah biaya sertifikasi yang mahal. Banyak welder pemula atau yang baru tamat sekolah yang ingin bekerja namun terkendala dengan pengurusan sertifikasi yang sesuai. Sertifikasi mahal sehingga mempengaruhi tenaga las fresh graduate ini beralih ke pekerjaan lain yang tidak membutuhkan sertifikasi.
“Rata-rata itu permasalahan yang kita temui selama ini. Jadi tukang las galangan ini tidak asal-asalan. Sertifikasi diperlukan dan ini juga jadi penghambat bagi mereka yang memang punya skill di bagian pengelasan tadi,” ujar Saiful.
Untuk itu Saiful berharap agar pertemuan Bipartit antara pekerja atau serikat pekerja dengan pengusaha dijalankan untuk solusi yang baiknya.
Baca Juga: Distributor di Batam Pastikan Harga Minyak Goreng Curah Stabil
Sebelumnya, pengusaha galangan di Kota Batam mengaku kesulitan mendapatkan tenaga welder yang sesuai. Itu karena tenaga welder yang selama ini dipakai telah berhenti bekerja atau pindah daerah dan bahkan bekerja ke negara lain saat Covid-19 mengganas tahun 2021 dan 2022 lalu.
Ini jadi persoalan serius sebab orderan pembuatan kapal sudah kembali ramai. Sejumlah perusahaan galangan kapal di Tanjunguncang, Batuaji mengakui itu. Permintaan lapangan pekerjaan memang terlihat banyak di Kota Batam namun sangat sulit bagi galangan kapal untuk mendapatkan tukang las yang sesuai. Ini masih berlangsung hingga sekarang.
“Iya memang susah nyari welder yang sesuai karena susah banyak yang keluar. Ada yang balik kampung karena Covid-19, ada yang pindah kerja ke luar negeri atau luar daerah,” ujar ketua DPC Iperindo Kepri Ali Ulai. (*)
Reporter : Eusebius Sara