Kamis, 5 Desember 2024

Kualitas Udara di Batam Membaik, Kategori Sedang ISPU 63

Berita Terkait

spot_img
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi

batampos-Angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Batam berada dalam kategori Sedang pada Jumat (20/10). Nilai ISPU pada Gedung Labling Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam di Sagulung tercatat sebesar 63 dengan parameter kritis PM 2.5.

“Ya, per hari ini kualitas udara dalam kategori sedang, ” ujar Kabid Perlindungan Lingkungan Hidup DLH Batam IP, Jumat (20/10).


Kualitas udara di Batam sangat berpengaruh dari angin. Dimana angin akan membawa asap dari daerah atau titik spot kebakaran ke Batam sehingga menyebabkan kualitas udara memburuk. Selain itu, hujan yang terjadi sejak pagi hingga siang hari itu mampu menekan polusi udara di Kota Batam.

“Angin sangat memperngaruhi, ” tuturnya.

BACA JUGA: Terjadi Peningkatan Kasus ISPA di Batam Akibat Kulitas Udara Tidak Sehat

IP menambahkan, pada kategori Sedang setiap orang masih dapat beraktivitas di luar, namun untuk kelompok sensitif atau orang-orang yang memiliki kerentanan dengan polusi udara. Misalnya seperti ibu hamil, balita, dan orang lanjut usia serta mereka yang memiliki penyakit jantung, paru dan asma agar membatasi berpergian luar ruangan apabila tidak diperlukan.

“Namun, jika kondisinya mengharuskan untuk berpergian ke luar ruangan, diearankan agar selalu menggunakan masker dan mengurangi durasi berada di luar ruangan, ” tambahnya.

IP menyebutkan, saat ini di Kota Batam memiliki dua stasiun pemantauan kualitas udara. Satu stasiun milik DLH Batam di gedung Labling DLH bersebelahan dengan Satpol PP Batam di Sagulung dan satu stasiun milik KLHK yang berada di Nagoya.

“Untuk yang punya kita di Sagulung kondisinya baik. Sementara aset KLHK, direncanakan di bulan Oktober ini akan dilakukan perbaikan oleh KLHK, ” ungkap IP

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, kualitas udara kategori sedang tidak sehat bagi kelompok sensitif. “Artinya sudah ada pencemaran udara yang ringan. Bagi orang normal tentunya tak membutuhkan masker lah, ” ujarnya.

Berbeda dengan mereka atau kelompok sensitif seperti anak anak, orang yang punya paru-paru, jantung, asma, anemia ataupun ibu hamil tentu beresiko. Untuk itu kita menghimbau bagi kelompok sensitif ini jika melakukan aktifitas di luar ruangan untuk memakai masker. Apabila berada dalam rumah sebaiknya menutup jendela dan mengurangi aktifitas di luar.

“Kalau misalnya memang terpaksa ke luar harus pakai masker, aktifitas luar ruangan harus dikurangi, ” himbaunya. (*)

 

reporter: rengga

spot_img

Update