batampos – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, memaparkan solusi strategis untuk mengatasi permasalahan pengangguran di Indonesia dalam Dialog Mitra Industri yang digelar di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Batam, 17 Desember kemarin.
Dalam acara tersebut, Yassierli menyebut pentingnya penyelarasan antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri serta kolaborasi lintas sektor.
“Ada tiga langkah utama yang menjadi solusi: penyelarasan keterampilan pekerja dengan kebutuhan industri, penguatan kolaborasi lintas sektor, serta perluasan akses bagi pencari kerja untuk meningkatkan keterampilan dan menemukan pekerjaan yang sesuai,” katanya.
Ia menyoroti bahwa upaya ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan vokasi, industri, dan akademisi.
Baca Juga:Â Terbukti Korupsi Rp 1,2 Miliar, Mantan Sekwan DPRD Batam Divonis 2 Tahun
“Investasi yang besar di kawasan industri strategis seperti Batam harus diimbangi dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten,” katanya.
Dalam upaya meningkatkan daya saing tenaga kerja nasional, dia menjadikan Batam sebagai proyek percontohan untuk mengintegrasikan kebutuhan industri dengan pengembangan SDM. Strategi ini, menurutnya, mencakup pemetaan kebutuhan industri dari hulu ke hilir.
“Kita akan menjadikan Batam sebagai pilot project. Fokusnya adalah membuat alignment dari hulu, yaitu mempersiapkan SDM, hingga hilir, yakni mendukung pertumbuhan industri,” ujar Yassierli.
Langkah strategis ini juga diiringi dengan penguatan institusi pelatihan kompetensi, yang dinilai sebagai elemen kunci untuk menciptakan tenaga kerja yang siap bersaing di pasar global.
Baca Juga:Â Buruh Batam Geser Demonstrasi ke Kantor Gubernur Kepri Terkait Upah Minimum
Selain itu, Yassierli menyoroti persoalan kurikulum pendidikan di Indonesia yang belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini bukan hanya terjadi di tingkat SMK, tetapi juga di SMA dan perguruan tinggi.
“Kurikulum kita belum link and match dengan kebutuhan industri. Ini tugas besar pemerintah untuk menciptakan alignment tersebut,” katanya.
Sebagai solusi, pihaknya menegaskan pentingnya optimalisasi potensi sumber daya lokal. Ia yakin tenaga kerja lokal memiliki potensi besar, dan tugas pemerintah adalah mempersiapkan mereka secara tepat. Fokus pemerintah bukan pada tenaga kerja asing, tetapi pada pengembangan SDM lokal. (*)
Reporter: Arjuna