batampos– Proyek peningkatan akses jalan di kota Batam belum merata. Masih banyak ruas jalan utama yang belum dilebarkan sehingga menjadi lokasi langganan macet saat jam sibuk atau saat terjadi kecelakaan lalu lintas.
Ruas jalan Ahmad Yani mulai dari Mukakuning hingga Kepri Mall misalkan belum tersentuh proyek pelebaran jalan. Padahal itu akses jalan utama yang selalu padat dengan kendaraan setiap waktu. Setiap pagi dan sore hari (jam sibuk) arus lalulintas selalu padat merayap. Ribuan kendaraan berjubel hingga ke pinggiran jalan. Akses jalan khususnya jalur Mukakuning-Batamcenter nyaris tak ada cela untuk bisa dilewati dengan kecepatan normal jika sedang macet. Kendaraan harus bergerak pelan dan butuh waktu hingga satu jam agar bisa melewati titik-titik kemacetan tersebut.
Begitu juga dengan ruas jalan dari Tembesi ke Mukakuning ataupun sebaliknya. Kemacetan kerap terjadi di pagi dan sore hari. Ini karena jalan dua jalur ini masih sebatas dua lajur di masing-masing sisi jalan. Kemacetan parah terjadi Jumat (11/10) lalu, yang mana ada kecelakaan mobil boks bermuatan sembako. Kecelakaan sebabkan kemacetan panjang dari arah Batuaji ke Mukakuning. Pengendara banyak yang kesal karena makan waktu lebih dari sejam untuk melintasi lokasi macet ini.
“Ini harusnya dilebarkan juga. Kalau hanya dua lajur gini tetap akan macet. Apalagi kalau kecelakaan seperti ini akan repot. Tak ada jalur alternatif untuk mutar. Ini harus segera dipikirkan karena kendaraan terus bertambah dari waktu ke waktu,” ujar Indra, pengguna jalan di Batuaji.
Dari pantauan Batam Pos di lapangan kemacetan saat jam sibuk khususnya din jalan Ahmad Yani, terdapat ada dua titik lokasi macet yang dimulai dari simpang Dam hingga ke Simpang PPanbil
Selanjutnya di simpang Panbil dan depan Kepri Mall. Kemacetan mulai terjadi dari depan Stadion Tumenggung Abduljamall. Kemacetan di lokasi jalan itu juga bisa memakan waktu hingga sejam bagi kendaraan roda empat. Penyebab kemacetan karena kendaraan yang bergerak dari arah Batuaji dan Seibeduk sangat banyak.
Kondisi tersebut sangat mengganggu aktifitas warga. Warga yang hendak kerja harus berjuang dari subuh agar bisa sampai ke tempat kerja tepat waktu.
“Saya misalkan masuk kerja jam 08.00 WIB, jam setengah enam saya sudah bergerak dari rumah. Itu karena saya harus melewati tiga titik macet mulai dari depan SP sampai di sini,” ujar Nardi, pengendara mobil di simpang Kepri Mall.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh para sopir truk ataupun mobil operasional perusahaan. Akibat kemacetan itu mereka sering telat membawa material perlengkapan perusahaan ke lokasi perusahaan.
“Ya mau gimana lagi situasi jalan memang begini setiap pagi. Kadang harus keluar lebih cepat biar tak terlambat antar atau jemput barang perusahaan,” ujar Agus, sopir truk operasional perusahaan di Mukakuning.
Warga ataupun sopir kendaraan operasional perusahaan berharap agar pemerintah secepatnya memikirkan solusi untuk mengatasi kemacetan panjang itu.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air kota Batam Suhar sebelumnya menjelaskan proyek pelebaran jalan akan dilanjutkan di tahun 2025 mendatang. Sepanjang tahun 2024, pemko Batam fokus dengan penanganan drainase dan penambalan titik jalan rusak. (*)
Reporter: Eusebius Sara