Minggu, 10 November 2024

Kurang Pencegahan, DBD Mewabah di Batuaji dan Sagulung

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Warga melakukan fogging untuk mengusir nyamuk penyebab DBD. Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

batampos – Demam Berdarah Dengue (DBD) jadi penyakit yang paling banyak ditangani di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sepanjang tahun 2022 lalu. Jumlahnya mencapai 333 kasus. Penyakit yang disebabkan oleh sengatan nyamuk aedes aegypti ini masih mengintai masyarakat Batam khususnya di Batuaji dan Sagulung di awal tahun 2023 ini.

Perangkat RT/RW di Batuaji dan Sagulung melaporkan dua sampai tiga orang di setiap pemukiman yang harus menjalani penanganan medis karena penyakit tersebut. Itu karena minimnya penanganan baik dari masyarakat sendiri ataupun instansi pemerintah terkait dalam upaya pencegahan melalui pembasmian jentik nyamuk. Nyamuk berkembang biak dengan cepat sehingga masyarakat khususnya anak-anak rawan dengan serangan penyakit DBD.

Baca Juga: Cari Pekerjaan, Wanita di Batam Malah Jadi Korban Rudapaksa

“Nyamuk semakin banyak. Genangan air di drainase, belum lagi wadah penyimpanan air warga yang kurang diperhatikan. Nyamuk bebas berkembang biak. Di RT kami seminggu ini sudah ada tiga orang yang dirawat karena positif DBD,” ujar Jumali, perangkat RT di Tanjunguncang, Selasa (28/2).

Senada disampikan Burhanudin, warga Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang. Penyebaran penyakit DBD menjadi momok yang menakut bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Bagaimana tidak dalam kurun waktu sepekan bisa tiga hingga empat orang yang harus dirawat karena penyakit tersebut.

“Kalau bisa tolong digencarkan fogging karena nyamuk semakin banyak. Apalagi musim hujan seperti ini. Petugas seharusnya turun memberikan edukasi kepada masyarakat terkait upaya membasmi nyamuk dan jentik-jentik nya ini,” ujar Burhanuddin.

Baca Juga: Pak Wali Kota, Jalan Kampung Seibinti Tanjunguncang Rusak Parah

Sebelumnya, RSUD Embung Fatimah Batam merilis penyakit yang paling dominan sepanjang tahun 2023 adalah DBD. Direktur RSUD Embung Fatimah, Sri Widjayanti Suryandari mengatakan, sepanjang tahun 2022 lalu, RSUD Embung Fatimah merawat 333 pasien DBD, yang menjadikannya tertinggi di tahun 2022.

“Ya, dari 10 penyakit tertinggi yang dirawat inap itu paling banyak pasien DBD,” katanya.

Peningkatan kasus DBD yang ditangani di rumah sakit pada saat memasuki musim hujan. Terlebih lagi, kasus DBD bersifat fluktuatif. Dimana disaat musim hujan penyakit DBD akan meningkat. Bila dilihat dari penyebaran wilayah, kasus wabah penyakit ini menyebar di semua wilayah di Kota Batam.

Tingginya curah hujan saat ini mempengaruhi peningkatan kasus DBD di Batam. Genangan air yang timbul setelah hujan berpotensi menjadi sarang nyamuk untuk berkembangbiak.

Baca Juga: Kapolda dan Gubernur Kepri Bertemu, Ini 3 Poin Penting yang Dibicarakan

Sri mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan menjalankan 3M. 3M itu adalah menguras wadah penampungan air secara rutin, menutup wadah penampungan air dan mengubur barang-barang bekas karena bisa menjadi tempat berkembangbiak nyamuk aides aegypti.

“Banyak genangan air selama musim hujan sehingga perlu menjadi perhatian kita bersama,” himbaunya. (*)

 

 

Reporter : Eusebius Sara

spot_img

Update