Minggu, 17 November 2024

Lagi, Satu Penderita DBD Meninggal Dunia

Berita Terkait

spot_img
Pengasapan atau fogging untuk meminimalkan sebaran jentik nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah dengeu di Perumahan Legenda Bali, Batam Kota. F. Yusuf Hidayat/Batam Pos

batampos – Jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batam yang meninggal dunia kembali bertambah. Itu setelah seorang pasien DBD berusia 46 tahun asal Kelurahan Tiban Baru, Kecamatan Sekupang, meninggal dunia usai dirawat di RS Graha Hermine, Batuaji, Mei lalu.

“Total sampai saat ini (kemarin) sudah ada 6 kasus DBD meninggal dunia,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi kepada Batam Pos, Selasa (4/6).

IP merupakan penderita DBD ke-enam yang meninggal di sepanjang tahun ini. Sebelumnya, TJ, 59, warga Sungai Lekop. Pasien meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Graha Hermin pada 9 Januari 2024 kemarin.

Selanjutnya DP, 25, warga Baloi Permai Baloi, meninggal di RS Camata Sahidya pada 24 Januari lalu. AE, 11, warga Belakang Padang meninggal di RSBP Batam pada 24 Januari 2024.

Baca Juga: PPDB Tingkat SD: Jalur Afirmasi Masih Minim,Ortu Siswa Tunggu Zonasi

Lalu WR, 5, warga Sei Beduk meninggal di RSUD Embung Fatimah 30 Januari 2024 dan terkahir IH, 5, warga Sei Lekop meninggal di RSUD Embung Fatimah pada April 2024 lalu.

“Pasien meninggal ini empat kasus terjadi di Januari, satu kasus di Maret dan satu kasus lain di bulan Mei,” ungkap Didi.

Selain kasus meninggal berdasarkan data Dinkes Kota Batam sepanjang Januari hingga Mei 2024 ini terdapat 137 kasus DBD. Rinciannya, 29 kasus terjadi di bulan Januari, 30 kasus di bulan Februari, 37 kasus di bulan Maret, 12 kasus DBD di bulan April dan sebanyak 29 kasus lainnya terjadi di bulan Mei 2024.

“Bila melihat data jumlahnya angka DBD di Batam ini menurun signifikan dibanding tahun – tahun sebelumnya, ” ucap Didi.

Baca Juga: 433 Kendaraan di Batam Daftar Parkir Berlangganan

Dimana di periode yang sama di tahun 2023 lalu ada 189 kasus, lalu di tahun 2022 ada sebanyak 353 kasus DBD serta di tahun 2021 ada sebanyak 291 kasus DBD di Kota Batam.

Dikatakan Didi, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya di awal tahun seperti sekarang ini. Tingginya curah hujan mempengaruhi peningkatan kasus DBD. Genangan air timbul setelah hujan juga berpotensi menjadi sarang nyamuk berkembangbiak.

“Peran masyarakat dalam mewaspadai penularan kasus DBD sangat besar. Jika terkena gejala DBD segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama,” ungkapnya.

Selain itu lanjut Didi, Walikota Batam juga mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan dini peningkatan DBD di Batam. Salah satu poinnya adalah, dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dalam upaya mencegah penyebaran DBD antara lain dengan upaya penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus.

Baca Juga: Korban Tabrakan Beruntun Kehilangan Motor di Lokasi Kejadian

Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mengubur kembali barang bekas yang dapat menampung air hujan serta plus cara lain dengan memantau wadah air yang dapat menjadi tempat perkembanganbiakan nyamuk aedes aegypty.

“Kita juga minta masyarakat mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungannya masing-masing, ” ujar Didi.

Dalam surat edaran ini juga meminta agar masyarakat untuk segera membawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama atau melaporkan apabila ada warga yang terkena DBD. Membantu petugas dalam kelancaran kegiatan penyelidikan epidemiologi dan fogging fokus yang dilakukan di wilayahnya masing-masing apabila ada kasus DBD.

Baca Juga: Kurangi Tonase Sampah, Kecamatan Kembali Maksimalkan Program Bank Sampah

“Kami mengimbau masyarakat agar secara dini mewaspadai potensi DBD karena ketika musim hujan kita tahu saat musim hujan biasanya kasus DBD meningkat,” ungkapnya.

Anggota DPRD Batam Safari Ramadan mengaku prihatin dengan berkembannya penyakit DBD saat ini, apalagi sudah memakan korban di beberapa daerah. Instansi terkait pun diminta untuk mencegah agar DBD tidak meluas. Antisipasi yang baik dengan menjaga lingkungan untuk tetap bersih.

“Apalagi kondisi cuaca saat ini yang sejuk atau musim hujan yang diingini oleh nyamuk aedes aegepty sumber penyakit DBD berkembang. Pilhannya ialah mengalakkan lagi kegiatan pencegahan melalui budaya gotong royong di masyarakat. Baik itu di tingkat RW, RT atau pun perumahan, ” ujarnya.

Dikatakan Safari, lebih baik mencegah dari mengobati. Foging memang baik, tapi tidak mengatasi persoalan. Menjadikan Iingkungan perumahan bersih merupakan jalan terbaik. Terapkan langkah 3M, mengubur, menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air dan pemberian bubuk abate

“Untuk itu kita menghimbau kepada masyarakat Batam untuk menggalakkan kembali budaya gorong royong. Mudah-mudahan ini sebagai langkah efektif penanggulangan kasus DBD. Agar ke depan tak ada lagi korban jiwa,” tutupnya.(*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Kota Mandiri Renggali Cicilan Mulai Rp660 Ribuan

Update