batampos– Keributan terjadi di lingkungan Sekolah Yos Sudarso III yang berlokasi di belakang Rusunawa Pemko Batam dekat komplek pasar Fanindo, Kelurahan Tanjunguncang, Batuaji, Kamis (25/4) pagi.
Warga rumah liar (ruli) yang berada di sekitar lingkungan sekolah serang pihak sekolah. Marianus Sihotang, Kepala sekolah dan satu orang guru wanita jadi korban penyerangan tersebut.
Situasi sempat memanas sebab kelompok massa dari orang tua murid sekolah hendak melakukan serangan balasan kepada masyarakat ruli, namun keadaan berhasil diredamkan jajaran polsek Batuaji. Beberapa warga yang melakukan pemukulan terhadap kepala sekolah dan guru langsung diamankan polisi.
“Iya ada kejadian itu dan situasi sudah aman terkendali. Korban kita minta buat laporan (penganiayaan), ” ujar Kapolsek Batuaji AKP Benny Syahrizal.
Informasi lain yang diterima di lapangan, penyerangan ini diduga ditenggarai masalah listrik di ruli yang diputuskan pihak PLN pada Rabu (24/4) malam. Masyarakat ruli menyalahkan pihak sekolah atas pemutusan tersebut karena lahan pemukiman mereka masuk dalam alokasi PL sekolah.
“Karena masalah listrik yang diputuskan PLN. Warga salahkan sekolah dan nyerang kepala sekolah, ” ujar seorang warga di lokasi kejadian.
Marianus Sihotang saat membuat laporan ke Polsek Batuaji menuturkan hal yang sama. Penyerangan yang ditenggarai oleh masalah listrik sudah diserahkan ke penanganan Polsek Batuaji.
“Iya kami diserang dan sudah kami laporkan. Sedang ditangani polisi, ” ujarnya.
BACA JUGA:Warga Keluhkan PJU Jalan Yos Sudarso Padam
Warga Sweeping Hingga ke Ruangan Kelas
Keributan yang terjadi di SD Yos Sudarso III ini terjadi di dalam lingkungan sekolah. Massa yang mengamuk membuat murid di sekolah tersebut trauma. Murid berhamburan ketika massa menggeruduk sekolah. Beberapa dari kelompok massa ini bahkan melakukan sweeping hingga ke dalam kelas untuk membubarkan aktivitas belajar mengajar.
“Sampai masuk ke ruangan kelas mereka. Anak-anak berhamburan karena ketakutan. Jadi trauma anak-anak, ” kata sumber guru di Sekolah tersebut.
Wakil kepala sekolah Sarma Siboro yang dijumpai di lokasi sekolah menceritakan, suasana cukup mencekam ketika massa dari ruli menyerang sekolah mereka. Hadangan guru untuk tidak menganggu aktivitas belajar di dalam kelas tidak digubris. Sebagian dari mereka meringsek masuk membubarkan aktifitas belajar mengajar. Kepala sekolah dan seorang guru wanita dianiaya.
“Kacau sekali tadi. Kasian anak-anak jadi trauma. Semoga ini diusut tuntas karena ini lembaga pendidikan resmi, ” kata Sarma.
Oknum Anggota Dewan Disebut Sebagai Biang Keributan
Keributan antara massa warga ruli Kampung Harapan dengan pihak sekolah ini disebut kan karena persoalan listrik dalam lingkungan ruli yang diputuskan sehari sebelumnya. Pemutusan ini karena ada rencana pematangan lahan dari pihak yayasan sekolah di kawasan ruli ini yang sudah masuk dalam alokasi PL lahan yayasan.
Yayasan disebutkan telah menyelesaikan persoalan warga ruli ini melalui Hd, salah satu oknum anggota DPRD di Kota Batam. Oknum anggota Dewan ini memfasilitasi pihak yayasan untuk memindahkan warga ruli yang menempati lahan mereka. Oknum ini disebut-sebut pemain kaveling di Batam.
Namun sudah dua tahun lebih persoalan ruli ini tidak diselesaikan sehingga terjadi konflik tadi. (*)
Reporter: Eusebius Sara