batampos – Kemacetan arus lalulintas saat pagi dan sore hari juga terjadi di sepanjang jalan utama S Parman, Seibeduk mulai dari simpang Mangsang hingga depan pasar Pancur. Itu karena ruas jalan ini masih satu jalur untuk dua jalur. Jumlah kendaraan yang terus bertambah dari waktu ke waktu perlu peningkatan akses jalan yang sesuai.
Teguh, tokoh masyarakat Pancur menuturkan, tingkat kemacetan sudah semakin parah saat ini terutama di pagi hari. Kesibukan orangtua yang mengantar anak ke sekolah hingga aktivitas pekerja dan kendaraan pribadi sungguh padat di sepanjang jalan yang masih satu jalur ini. Pengendara mobil bisa memakan waktu hingga setengah jam.
“Tinggal sedikit ini saja yang masih satu jalur. Kalau dari simpang Mangsang ke Mukakuning sudah dua jalur jalan. Yang sedikit ini malah di lokasi yang memang padat penduduk dan jalur rutinitas pekerja ataupun anak sekolah, jadi memang parah kemacetan di pagi dan sore hari, ” kata Teguh, Senin (12/8).
Senada disampaikan oleh Sukimin, warga penggunaan jalan lainnya di sana. Peningkatan akses jalan S Parman sudah dianggap mendesak karena hampir seluruh ruas jalan sudah dalam kondisi rusak parah.
“Kadang di titik jalan rusak seperti jalan ke Kampung Bagan sana itu juga kerap macet kalau saat lagi ramai kendaraan. Ya gimana kendaraan tentu melaju pelan karena jalannya rusak parah. Seperti antre di SPBU kita kalau sudah jam pagi, ” kata Sukimin.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Air Kota Batam Suhar sebelumnya menjelaskan, perbaikan jalan tahun ini masih sebatas penambalan di titik -titik lokasi jalan rusak. Pelebaran secara umum belum ada anggaran di tahun 2024 ini.
“Mungkin tahun depan. Kalau tahun ini masih sebatas perbaikan di titik-titik jalan rusak saja, ” ujar Suhar.
Permintaan lain masyarakat Seibeduk atas kerusakan jalan yang semakin parah dari waktu ke waktu ini adalah penertiban kendaran proyek dalam hal truk pengangkut material tanah. Hilir mudik truk-truk ini mengganggu kenyamanan pengendara.
Selain ugal-ugalan yang bisa mencelakai pengendara, truk tanah ini juga menjadi penyebab kerusakan akses jalan di sana. Masyarakat berharap ini ditindak lanjuti oleh pihak terkait demi keamanan dan kenyamanan bersama.
“Sering terjadi kecelakaan. Jalan rusak pun semakin bertambah banyak. Ini karena truk tanah itu. Sepanjang waktu mereka mondar mandir dengan muatan berat. Hancur jalan jadinya, ” kata Sunarko, warga kampung Bagan, Seibeduk.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam Salim saat dikonfirmasi mengaku sudah melakukan imbauan dan peringatan kepada pihak proyek atas keluhan masyarakat tersebut. Aktifitas kendaraan proyek boleh berjalan asalkan memperhatikan keamanan dan kenyamanan penggunaan jalan lain. Jika ada kerusakan jalan harus diperbaiki.
“Itu sudah kita sampaikan ke pool dari kendaraan proyek itu atau pihak proyek nya. Kita akan awasi ini, ” ujar Salim. (*)
Reporter: Eusebius Sara