udidaya batampos – Warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Batam dapat pembinaan tentang budidaya ikan air tawar menggunakan metode bioflok. Pengenalan program pembinaan kemandirian ini kembali dimulai dengan penaburan benih ikan air tawar metode bioflok yang dilaksanakan, Kamis (22/2).
Program pembinaan kemandirian terbaru ini merupakan kerja sama Lapas Batam dengan LPK Sumber Ilmu Batam dan Tunas Bioflok Indonesia (TBI). Kalapas Batam Heri Kusrita menjelaskan, budidaya ikan metode bioflok ini sebenarnya sudah dimulai sejak setahun yang lalu, dan melalui penaburan benih terbaru ini bisa memperkuat dan mendalam lagi program pembinaan budidaya ikan tersebut.
“Tabur benih yang dilakukan ini merupakan lanjutan pembinaan Budidaya Ikan Air Tawar yang telah dilaksanakan sejak tahun kemarin. Alhamdulillah hari ini kita telah menabur benih sebanyak 1400 benih. Semoga hasilnya nanti maksimal disamping itu semoga pembinaan juga dapat berjalan maksimal sebagai bekal warga binaan ketika bebas nantinya”, ujar Heri.
Heri Kusrita juga menambahkan bahwa pembesaran ikan air tawar akan berlangsung selama empat bulan hingga dapat dipanen nantinya. Metode Bioflok merupakan suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaat mikroorganisme pada air kolam yang dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.
Prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok. Perubahan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan sebagai bioflok.
Pemanfaatan berbagai mikroorganisme air seperti bakteri, alga, fungi, protozoa, metazoan, rotifer, nematoda, gastroricha, dan organisme lainnya dapat memakan kotoran atau zat berbahaya dan akan dijadikan protein agar dapat dimakan oleh ikan.
Penerapan budidaya sistem bioflok ini sudah banyak diterapkan pada perikanan air tawar terutama lele dan nila karena mampu meningkatkan produktivitas hasil perikanan yang lebih tinggi. Selain itu, metode bioflok juga dapat meminimalisir penggunaan lahan karena tidak terlalu luas dan meningkatkan efisiensi penggunaan air. “Ini cocok di sini karena lahan kita terbatas,” kata Heri. (*)
Reporter : Eusebius Sara