Minggu, 10 November 2024

Lima KK Warga Rempang Pindah ke Nongsa, Nyaman Karena Dapat Tempat Tinggal Lebih Layak

Berita Terkait

spot_img
Relokasi Warga Rempang
Suasana rumah Ifarudin saat dikunjungi Ketua RW dan beberapa warga lainnya

batampos – Lima kepala keluarga (KK) warga Rempang, Kecamatan Galang yang memilih pindah sukarela dan telah menempati hunian di Bida Asri 3, Kelurahan Batubesar, Nongsa. Mereka tinggal di sana dengan status mengontrak bersama anak dan istri.

Ketua RW 021 Batubesar, Nongsa, Sidiq mengatakan sebelumnya hanya ada 4 KK warga Galang yang menempati rumah kosong di Bida Asri 3. Namun kemarin, ternyata ada penambahan satu KK baru.

“Sudah ada empat KK yang lapor, satu KK baru pindah dan belum melapor, ” ujar Sodiq kepada Batam Pos, Minggu (8/10).

Masih kata Sodiq, kedatangan warga Rempang untuk sementara di perumahan itu juga disambut senang hati oleh warga. Sebab, kondisi perumahan itu diperkirakan akan ramai karena rumah yang sebelumnya kosong akan terisi.

Baca Juga: Pindah dari Sembulang, Yana Inginnya Direlokasi ke Dapur Tiga

“Tak ada warga yang menolak, bahkan warga senang karena perumahaan akan ramai. Untuk lokasi rumah yang ditempati juga berpencar, ada yang di depan, tengah, dan di belakang. Namun kondisinya sudah siap huni semua,” jelas Sodiq.

Sementara, Ifarudin warga Rempang yang menempati salah satu hunian di blok F Bida Asri 3 merasa sudah nyaman tinggal di sana. Alasannya, rumah yang ditempati saat ini, jauh lebih layak dari rumah sebelumnya di Galang.

Apalagi rumah tersebut memiliki lahan sisa yang bisa dipergunakan untuk kegiatan berkebun.

“Sudah seminggu. Senang tinggal di sini, karena lebih layak dari rumah sebelumnya. Kondisi rumah dulu, ya seperti rumah kebunlah, tapi sekarang bisa dapat hunian lebih layak meski sementara,” jelas pria dengan dua anak ini.

Baca Juga: BP Batam Pemegang HPL Rempang dan Galang, Ini Penjelasannya

Menurut dia, rumah yang saat ini dihuni di kontrak dengan biaya Rp 1,2 juta. Harga kontrakan itu setara dengan yang diberikan pemerintah untuk biaya kontrakan sementara.

“Sesuai dengan janji pemerintah, ada yang kontrakan dan juga uang makan. Kalau saya ada 4 orang, satu istri dan dua anak. Cukuplah untuk biaya hidup sehari-hari,” sebutnya.

Meski begitu, Ifarudin mengaku belum punya pekerjaan sejak pindah ke Perumahan Bida Asri 3. Sebelumnya, ia berkebun dan kerja dengan orang lain, dengan pendapatan rata-rata Rp 120 ribu per hari.

“Kali saja per 30 hari, lebih kecil memang dibanding uang yang disubsidi pemerintah. Kami berhemat, nanti juga mau cari kerjaan yang cocok,” ungkapnya.

Baca Juga: ISPU Semakin Menurun, Kualitas Udara Batam Masih Tidak Sehat

Disinggung kenapa memilih untuk pindah dari Galang, Ifarudin mengaku memikirkan masa depan anak-anak. Sebab status tanah miliknya di Galang hanya ada surat RT dan RW.

“Di tawarkan dengan status tanah dan rumah yang jelas, kenapa saya tak mau. Di tempat dulu status tanah tak jelas, saya memikirkan nasib anak-anak makanya saya mau, ” jelas pria yang tinggal di Rempang sejak tahun 2000 lalu.

Apalagi sudah ada komitmen dari pemerintah, mulai dari pemerintah daerah, Kementerian hingga Presiden untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Dimana pemerintah berjanji akan membangunkan rumah tipe 42 dengan luas tanah 500 meter persegi.

“Awalnya saya sempat menolak karena yang janji hanya pemerintah daerah. Tapi ini sudah ada komitmen dari pemerintah pusat hingga presiden, kenapa saya harus ragu. Keputusan ini pasti ada konsekuensinya, saya jadi dimusuhi,” sebutnya lagi.

Harapan kedepannya hanya ingin janji pemerintah itu cepat direalisasikan. Sehingga ia bisa memikirkan masa depan yang lebih baik.

“Kalau mau tukar guling dengan rumah di Bida Asri 3 ini saya mau banget. Soalnya nyaman tinggal di sini,” ungkapnya lagi.

Baca Juga: Bengkong Rawan Curanmor dan Kenakalan Remaja, Polisi: Siskamling Ditingkatkan Lagi

Hal senada diungkapkan Muhammad Hasan, tetangga Ifarudin yang juga sudah nyaman tinggal di Bida Asri 3. Alasannya mau pindah dari Galang juga sama dengan Ifarudin.

“Alasan saya sama, di sana sudah hampir 20 tahun. Jadi butuh status rumah yang jelas juga buat anak dan istri. Sudah ada diberikan pemerintah, jadi saya memilih yang jelas,” sebut pria berusia 34 tahun ini.

Diakuinya, karena memilih untuk pindah dari Galang, beberapa orang memusuhinya. Namun menurutnya, pilihan untuk mengamini permintaan pemerintah adalah hal yang tepat.

“Ya menurut saya ini adalah pilihan yang tepat, meski memang ada beberapa yang memusuhi saya,” ungkap pria kelahiran Tembilahan ini. (*)

 

Reporter: Yashinta

spot_img

Update