batampos – Limbah minyak hitam masih menyebar di wilayah perairan Tanjunguncang. Limbah minyak muncul sejak, Rabu (30/11) dini hari diduga sengaja dibuang oleh pihak perusahaan galangan kapal yang ada di dekat lokasi munculnya limbah.
Dugaan ini disampaikan oleh rombongan Komisi III DPRD kota Batam yang turun langsung mengecek ke lapangan, Kamis (1/12/2022).
“Dugaan kami dari perusahaan galangan kapal, karena tadi saat kami mau cek ke lokasi dihalang-halangi oleh pihak perusahaan. Sejam juga kami tunggu baru bisa masuk,” ujar Anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Arlon Veristo.
Baca Juga:Â BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Kepri 3,9-4,7 Persen Tahun 2023
Dari hasil pengamatan dan informasi yang didapat di lapangan, Arlon memastikan memang ada limbah minyak hitam yang mencemari wilayah perairan Tanjunguncang.
Limbah minyak ini memang berdampak dengan lingkungan dan ekosistem laut di wilayah Tanjunguncang. Dampaknya bisa dirasakan nelayan nantinya sebab hasil tangkapan mereka akan berkurang karena kurangnya biota laut.
Untuk masalah ini, dalam waktu dekat ini, Komisi III DPRD akan memanggil pihak terkait termasuk masyarakat untuk rapat dengar pendapat di kantor DPRD Batam.
Baca Juga:Â Bekas Gudang Scrab Terbakar, Langit Tanjunguncang Diselimuti Asap Hitam
“Biar segera ditangani. Penanganan terhadap limbah ataupun pihak yang sengaja membuang limbah tersebut,” ujar Arlon.
Anggota Komisi III lainnya, Dominggus Roslinus Rega Woge, menyebutkan, ada dugaan limbah minyak hitam itu sengaja dibuang pihak perusahaan.
Untuk memastikan siapa yang bertanggungjawab dengan limbah minyak tersebut, mereka akan segera melakukan hearing bersama pihak terkait lainnya.
Seperti diketahui, wilayah perairan Tanjunguncang tercemar dengan ceceran limbah minyak sejak, Rabu (30/11) dini hari. Limbah minyak hitam ini mengapung di sekitar lokasi galangan kapal Paxocean dan PT Dok Warisan Pertama serta pesisir pantai lainnya di wilayah perairan Tanjunguncang.
Baca Juga:Â Batam Touris Board dan Nongsa Poin Marina Gelar Eksibisi Kayak Kano
Informasi yang didapat, limbah minyak hitam dibawa ombak dari tengah laut dan terperangkap di kawasan galangan kapal. Tidak hanya nelayan namun manajemen perusahaan galangan kapal juga merasa tak nyaman dengan kehadiran limbah minyak hitam ini. Pihak perusahaan kuatir nelayan menyalahkan mereka nantinya.
“Padahal entah dari mana limbah minyak itu. Kami pun resah. Selama ini kami jaga supaya tak tercemar perairan di sekitar galangan ini karena ada masyarakat nelayan yang bergantung hidup di sekitar sini,” ujar Sukri, perwakilan pihak perusahaan galangan kapal di Tanjunguncang.
Baca Juga:Â Hujan Deras, Perumahan di Tanjunguncang Terendam Banjir
Ahmadi, nelayan pulau Bulang Lintang, mengaku resah dengan kehadiran limbah minyak hitam itu. Limbah tersebut merusak ekosistem laut karena cukup kental dan tebal menyebar di seluruh wilayah perairan Tanjunguncang.
“Tadi pagi keliling sampai ke Tanjunguncang, memang tebal limbah minyak itu. Kami berharap ini segera ditindak lanjuti. Siapa yang buang limbah ini harus bertanggungjawab,” ujar Ahmadi.
Kasubdit penegakan hukum direktorat Polairud Polda Kepri AKBP Darsono saat dikonfirmasi membenarkan adanya limbah minyak tersebut.
Baca Juga:Â Tiket Kapal Kelud Tujuan Batam-Medan Ludes
Pihaknya masih melakukan penyelidikan dan belum bisa menyimpulkan siapa yang bertanggungjawab atau pelaku pembuang limbah minyak tersebut.
“Anggota masih di lapangan. Lagi telusuri,” ujarnya.(*)
Reporter: Rengga Yuliandra