Kamis, 28 November 2024
spot_img

LSL Dominasi Penderita HIV/AIDS di Batam, Dinkes Tingkatkan Sosialisasi Pencegahan di Sekolah

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. HIV/AIDS (JawaPos.com)

batampos – Dominasi penderita HIV/AIDS mengalami perubahan. Lelaki suka lelaki (LSL) menjadi tren dengan jumlah pasien HIV/AIDS. Rentan usia mereka yang masuk kategori LSL ini cukup relatif muda dan produktif yaitu berkisar 20 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan pemerintah dalam hal ini lebih fokus kepada tindakan preventif atau pencegahan, dan pengobatan pada pasien yang sudah terpapar virus mematikan ini.


“Kalau LSL itu lebih ke gaya hidup dan pengaruh sosial budaya hingga pergaulan. Kita tidak tahu detail kenapa tren LSL ini muncul dan mendominasi kasus HIV. Saya rasa ini terjadi hampir di semua daerah, jadi bukan hanya Batam saja,” jelasnya saat dihubungi, Senin (28/8).

Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 Masih Kosong, Ini Capaian Vaksinasi di Batam

Didi menjelaskan fenomena LSL ini menjadi perhatian Dinkes Batam. Pihaknya rutin memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai HIV/AIDS, penjelasan mulai dari penyebab, risiko, dan bahaya penyakit menular tersebut.

“Rentan kelompok umum terpapar virus ini 20-50 tahunan. Jadi kami edukasi sedini mungkin, bahkan dari jenjang SMA kami sudah konsentrasi sekarang untuk sosialisasi. Karena tren LSL ini ditemukan banyak kasus,” terangnya.

Lanjutnya, Dinkes memberikan edukasi mengenai bahaya dari virus ini. Sehingga bagi mereka yang bersiap memasuki usia produktif harus paham. Sehingga bisa menjaga diri mereka agar tidak terpapar virus ini.

“Mencegah itu lebih baik dimulai sedini mungkin. Salah satunya sosialisasi kepada siswa di jenjang SMA sederajat ini,” ungkapnya.

Baca Juga: Disdik Batam Keluarkan SE Pencegahan Penyakit Menular Flu Singapura dan Gondongan

Selanjutnya, Dinkes juga rutin mengambil sampel di beberapa tempat yang berisiko tinggi. Misalnya, tempat hiburan yang ada di Batam. Pihaknya berkoordinasi dengan LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS ini, untuk pengambilan sampel.

“Kami menyasar kelompok berisiko tinggi. Hal ini juga merupakan langkah pendataan, dan dilakukan pencegahan penyebaran. Selain itu kami menyarankan mereka yang terpapar untuk mendapatkan pengobatan. Kalau sudah terpapar HIV kami berupaya mengobati dan mengendalikan virus ini, agar tidak menjadi AIDS,” beber Didi.

Dinkes bertugas memberikan perlindungan dengan memaksimalkan pengobatan, bagi mereka yang terpapar virus HIV/AIDS ini. “Obat itu kan memperlambat perkembangan virus, jangan sampai HIV itu menjadi AIDS,” imbuhnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri kasus HIV/AIDS Batam akumulatif berjumlah 9.550 penderita, dan yang terbaru terkonfirmasi positif di tahun 2023 mencapai 245 penderita. (*)

 

Reporter: YULITAVIA

spot_img

Update