batampos – Tangis pilu meterdengar di Perumahan Griya Batuaji Asri, Sagulung, Selasa (26/9) siang. Saat itu, jenazah Muhammad Tsaqif Nofriza, mahasiswa Politeknik Batam yang tewas tenggelam di Empang, Batamcenter, tiba di rumahnya di blok XA nomor 17, sekitar pukul 13.30 WIB.
Hanya singgah sebentar, jenazah Tsaqif langsung diberangkatkan ke pemakaman umum Seitemiang untuk dimakamkan. Orangtua, keluarga dan kerabat Tsaqif tampak terpukul dengan kepergiannya.
Tsafiq dikenal pemuda yang supel. Mudah bergaul dan selalu ceria. Keluarga tak bisa berkata banyak karena situasi yang tidak menyenangkan itu. Beberapa rekan kuliahnya juga demikian. Lebih banyak memilih diam dan meratapi kepergian Tsafiq.
“Baik orangnya. Tak banyak bicara tapi sekali bicara cair suasana sama dia. Kami akan merindukan dia,” ujar Nita, rekan kuliah Tsafiq di rumah duka.
Baca Juga: Sepenggal Penyesalan Saksi Mata Tenggelamnya Mahasiswa Politeknik Negeri Batam
Saat di rumah duka keluarga dan kedua orangtua Tsafiq menangis tersedu-sedu. Tak banyak cerita yang didapat karena keluarga semua terlarut dalam suasana duka yang mendalam.
Hanya sekitar satu jam di rumah duka jenazah Tsaqif akhirnya berangkatkan ke TPU Seitemiang. Ratusan rekan-rekan kuliah turut mengantarnya ke lokasi pemakaman terakhir.
Tsaqif tenggelam di Empang (semacam kolam besar ukuran dua kali lapangan sepakbola), Batam Centre, Senin (25/9/2923) sekitar pukul 16.30 WIB. Mahasiswa semester 3 Jurusan Teknik Mesin ini tenggelam berjarak 10 meter dari tepi danau saat mencoba menyelamatkan kapal prototype milik kampus yang ia uji coba kendalikan bersama rekan sekelasnya, sebagai bagian dari latihan jelang mengikuti lomba Kontes Kapal Cepat Tak Berawak (KKCTBN) pada Oktober di Jakarta.
Jasadnya akhirnya berhasil ditemukan penyelam dari Brimob Polda Kepri, Selasa (26/9/2023) pukul 08.25 WIB. (*)
Reporter: Eusebius Sara