batampos – Yayasan Khairul Umma Madani, pengelola pemakaman umum untuk umat muslim di TPU Seitemiang tak bisa berbuat banyak dengan komplain ahli waris atas lahan pemakaman keluarga yang selalu digenangi air sepanjang waktu. Mereka tak punya pilihan sebab tak ada lagi lahan untuk melayani pemakaman saat ini.
Lokasi rawa-rawa yang saat ini digunakan sebagai lokasi pemakaman makam baru memang berada di lokasi lembah atau lebih rendah dari lingkungan sekitar. Air mengalir dan tergenang ke sana, sehingga rawa-rawa yang sudah ditimbun itu tetap berair selama musim hujan ini.
“Itulah lahan yang tersedia saat ini. Tak ada lagi yang lain. Meskipun berair ya tetap kita dijalankan karena setiap hari ada empat sampai lima jenazah yang harus dimakamkan,” ujar Sekretaris yYasan Khairul Umma Madani, Zailani.
Dijelaskan Zailani, pemakaman yang dikeluhkan ahli waris itu merupakan lahan pemakaman tambahan yang diolah sendiri oleh pihak yayasan agar layanan pemakaman jenazah umat muslim di sana tetap berjalan. Lahan tersebut dulunya lokasi rawa-rawa yang menang selalu digenangi air.
Pengelola menimbun lokasi rawa-rawa itu dengan tanah yang lebih padat dan tinggi agar bisa digunakan untuk pemakaman baru. Namun upaya ini tidak berjalan mulus sebab selama musim hujan itu air naik hingga ke tanah timbunan nanti. Saat penggali menggali makam, memang makam sudah berair.
“Masalah memang karena berair. Sudah banyak yang komplain tapi mau bagaimana lagi. Tak mungkin kami tutup penerimaan layanan pemakaman di sini,” ujar Zailani.
Untuk mengatasi masalah ini hanya ada satu solusi. Pengelolah sangat berharap agar Pemko Batam mengalihkan lokasi pemakaman Covid-19 yang ada di sebelahnya sebagai lokasi pemakaman umum. (*)
Reporter : Eusebius Sara
