Selasa, 19 November 2024

Masih Banyak Pemilik Kendaraan Roda Empat yang Belum Memiliki Barcode Pertalite

Berita Terkait

spot_img
Petugas SPBU Tanjunguncang melayani pembelian pertalite dengan QR Code. Foto: Eusebius Sara/ Batam Pos

batampos – Masih banyak pemilik kendaraan roda empat di Batuaji dan Sagulung yang belum bisa mendapatkan BBM Pertalite.  Polemik penerapan sistem pembelian pertalite dengan barcode yang dijalankan oleh Pertamina Patra Niaga masih terjadi.

Masyarakat yang belum dan belum bisa mendaftarkan kendaraannya untuk mendapatkan barcode tetap bersitegang dengan petugas SPBU. Protes adu mulut dengan  petugas masih terus terjadi hingga, Selasa (19/11).
Merespon permintaan tanggapan dari Batam Pos, masyarakat di Batuaji dan Sagulung umumnya menyampaikan keberatan dengan penerapan pembelian pertalite yang dilakukan secara tiba-tiba ini. Ada banyak harapan yang disampaikan masyarakat, mulai dari mempermudah pengurusan barcode dengan mengulang stand layanan pendaftaran barcode yang maksimal di setiap SPBU. Ada juga yang minta agar penerapan sistem barcode untuk BBM jenis pertalite ini diberlakukan merata juga ke kendaraan roda dua.
“Karena bocoran pertalite ke pedagang eceran di pinggir jalan ini justru dari sepeda motor. Banyak itu sepeda motor ber tanki besar yang bolak balek isi Pertalite di SPBU. Ini juga harus diberlakukan kalau memang penerapan Barcode ini untuk mencegah penyelewengan BBM,” ujar Ardian, warga Batuaji, Selasa (19/11).
Selain itu masyarakat juga berharap agar kebijakan terkait pengisian BBM ini hendaknya didahului dengan sosialisasi yang maksimal.
“Setidaknya melalui tahap uji coba dulu. Ini ujuk-ujuk sampe SPBU malah diminta barcode. Saya sendiri tak tahu apapun informasi soal penerapan barcode ini sebelumnya. Bingung mau ngurus kemana, ” kata Herlin, warga pengendara mobil lainnya.
Pantauan di lapangan, sepanjang awal pekan ini polemik penerapan pembelian pertalite sistem barcode untuk kendaraan roda empat ini terus terjadi. Pemilik kendaraan yang belum mengetahui kebijakan ini umumnya protes dan adu mulut dengan petugas SPBU.
“Waduh banyak mas yang protes. Kalau yang sudah tahu dia pasti ke jalur pertamax kalau mobilnya belum ada barcode. Tapi yang tak tahu ini langsung main antre saja ke jalur Pertalite. Ujung-ujungnya ribut sama kamu petugas. Tak Terima kalau tak dilayani karena tak ada barcode tadi, ” ujar Agus, petugas SPBU di Tanjunguncang.
Meskipun demikian pihak SPBU tetap menjalankan kebijakan ini. Meskipun diprotes namun mereka tetap melayani pembelian Pertalite dengan sistem barcode. (*) 
Reporter: Eusebius Sara 
spot_img

Baca Juga

Kota Mandiri Renggali Cicilan Mulai Rp660 Ribuan

Update