batampos– Banyak cara dilakukan pemilik usaha massage atau panti pijat yang banyak berdiri di daerah Batuaji dan Sagulung. Para pelayan atau juru pijat di massage itu adalah wanita wanita seksi. Jika cocok harga, infonya bisa dapat ”plus-plus, di bilik yang ada di massage itu.
Andika, warga Bukit Tempayan lain yang mencoba menelusuri informasi keresahan kaum ibu-ibu ini dengan mencoba datang ke panti pijat sebagai pelanggan membenarkan adanya praktek prostitusi di dalamnya. Layanan pijat hanya modus saja, layanan yang sesungguhnya adalah protitusi. Pekerja umumnya tidak memiliki skill atau kemampuan dalam memijat, tujuan utama menggaet pelanggan ke sana untuk transaksi protitusi terselubung tadi.
“Dalam ruangan (massage) ada kamar disekat-sekat seperti bilik. Pelanggan dilayani wanita-wanita seksi itu di dalam bilik tadi. Bukan pijat sebenarnya tapi untuk itu (prostitusi) kalau sudah cocok harga, ” ujarnya.
Speerti diketahui bekeberadaan massage atau panti pijat di Batuaji dan Sagulung semakin menjamur. Bahkan banya yang berdekatan dengan pemukiman warga. Selain itu, pihat terkait pun sudah lama tak melakukan pernertiban. Tak terhitung lagi keberadaan lokasi cafe remang-remang dan panti pijat yang tersebar hampir merata di Batuaji dan Sagulung.
Lokasi hiburan dan panti pijat yang menjadikan pelayanan plus ini paling menjamur di Ruko Batavia Sagulung, Pasar Sagulung, Ruko Waheng center Batuaji dan Mitra Mall. Ada puluhan titik lokasi panti pijat yang menjamur di sana dan semua panti pijat itu melayani pelayanan plus atau layanan lebih kepada tamu.
Ibu-ibu yang berdiam di sekitar lokasi panti pijat semakin mengeluh. Mereka kuatir suami bahkan anak mereka bisa terpengaruh dengan tawaran layanan pijat plus-plus ini, sebab keberadaan dan operasional panti pijat ini tidak ada batasan. Siapa saja bebas keluar masuk.
“Sudah terang-terangan mereka (pekerja) duduk depan ruko, rayu siapa saja yang lewat di depan panti pijat. Kayak tempat prostitusi resmi, bukan panti pijat lagi. Pakai pakaian seksi semua pekerjanya. Ayo bang, ayo bang Plus-plusnya. Uda macam lokalisasi, ” ujar Dessy, warga Bukit Tempayan yang redah dengan keberadaan panti pijat atau massage di sekitaran ruko Pasar Melayu, Batuaji.
BACA JUGA:Â Makin Banyak Pilihan, Panti Pijat Plus-Plus Kian Menjamur di Batuaji
Penelusuran di lapangan, praktek prostitusi berkedok panti pijat ini juga ramai di aplikasi media sosial seperti mi chat dan sejenisnya. Pekerja tak segan-segan menawarkan jasa layanan pijat plus-plus ke pelanggan.
Praktek prostitusi terselubung ini juga ramai di hotel hotel melati di sana. Bermodus jasa layanan pijat, pekerja ini Sebenarnya menjajakan tubuh mereka.
Begitu juga dengan kafe remang-remang yang subur menjamur di kawasan Mitra Mall dan Pelabuhan Sagulung. Di kawasan mitra mall ada lebih dari lima titik lokasi cafe remang-remang dan lokasi karaoke.
“Semakin menjadi keberadaan cafe, tempat karaoke dan panti pijat di wilayah Batuaji dan Sagulung ini. Aparat yang berkaitan sepertinya tutup mata dengan kondisi ini,” ujar Arnold salah satu toko masyarakat di kawasan Mitra Mall.
Laporan demi laporan dan keluhan sering disampaikan masyarakat melalui ormas, tokoh masyarakat, namun keberadaan lokasi hiburan yang berbaur mesum itu tetap ada bahkan bertambah banyak.
Warga resah lantaran keberadaan kafe remang-remang, panti pijat plus, memberikan efek negatif bagi warga khususnya orangtua yang mempunyai anak usia sekolah. Bagaimana tidak, operasional kafe remang-remang dan panti pijat plus-plus ini tak ada batasan, sehingga orangtua kuatir anak-anak mereka terjerumus ke lokasi hiburan dan panti pijat itu.
“Apalagi lokasi-lokasi dekat dengan sekolah-sekolah dan pemukiman warga. Harus ada tindak tegas dari pihak berwajib,” tutur Ariyani salah warga di Simpang Basecamp. (*)
Reporter: Eusebius Sara