batampos – Minat masyarakat terhadap e-paspor di Batam ternyata masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah selisih harga yang cukup besar antara e-paspor dan paspor biasa.
E-paspor dibanderol dengan harga Rp650 ribu, sedangkan paspor biasa hanya Rp350 ribu. Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I TPI Khusus Batam, Kharisma Rukmana.
“Mungkin karena harga, masyarakat lebih memilih paspor biasa. Paspor biasa memang lebih murah, sedangkan e-paspor masih dirasa mahal,” ujar dia, Senin (11/11).
Baca Juga:Â Pertamina Belum Bisa Pastikan Waktu Penerapan QR Code untuk Pembelian Pertalite
Pihaknya mengaku, bahwa kemungkinan di masa depan paspor biasa akan dihapus dan digantikan sepenuhnya oleh e-paspor.
“Kalau nanti negara-negara tertentu, seperti Singapura, tidak menerima lagi paspor biasa, otomatis kita juga harus beralih ke e-paspor,” katanya.
Meski peminat e-paspor masih rendah, layanan pengurusan paspor di Batam selalu penuh setiap harinya. Kanim Batam melayani hingga 180 pemohon per hari, sementara Unit Layanan Paspor (ULP) di Harbour Bay melayani 150 pemohon per hari.
Menariknya, kuota untuk pengurusan paspor biasa di Batam telah penuh hingga akhir tahun 2023. Pemerintah pusat telah menetapkan kebijakan bahwa dari total kuota harian, 80 persen diperuntukkan bagi e-paspor dan sisanya 20 persen untuk paspor biasa. Namun, masyarakat tampaknya tetap lebih tertarik membuat paspor biasa.
Baca Juga:Â Kemenag Bantah Larangan Nikah di Hari Libur Mulai 2025
Selama periode Januari hingga Oktober 2023, data menunjukkan bahwa jumlah pengurusan paspor biasa mencapai 24.359 pemohon. Sementara itu, untuk e-paspor, hanya tercatat 8.561 pemohon.
Kharisma berharap, kebijakan tersebut dapat mendorong masyarakat untuk lebih mempertimbangkan pembuatan e-paspor sebagai alternatif, mengingat e-paspor memiliki sejumlah kelebihan, termasuk keamanan yang lebih baik dan kemudahan dalam proses imigrasi di beberapa negara.
“Sekarang ini memang minat masyarakat lebih ke paspor biasa. Jadi e-paspor ini semacam jadi opsi terakhir,” ujarnya. (*)
Reporter: Arjuna