batampos – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Men dikdasmen), Abdul Mu’ti memastikan dua mata pelajaran baru yakni Coding dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan segera diterapkan mulai dari tingkat SD di tahun ajaran yang akan datang.
Dua mata pelajaran baru ini perlu untuk menyiapkan generasi muda Indonesia dalam menghadapi era digitalisasi dan bersaing di pasar kerja global.
“Dua mata pelajaran baru ini pilihan. Minimal mulai dari kelas IV atau kelas V SD, ” ujar Abdul Mu,ti saat menemui guru dan kepala sekolah di Batam, Jumat (15/11).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya diberbagai kesempatan, Abdul Mu’ti menegaskan dua mata pelajaran baru ini merupakan mata pelajaran pilihan, tergantung kemampuan sekolah dan anak.
“Karena itu membutuhkan alat-alat yang canggih, sarana internet yang bagus, sementara kita ketahui belum seluruh sekolah kita ini memiliki sarana itu, “ujarnya.
Rencana pemberlakuan mata pelajaran Coding dan AI mulai jenjang sekolah dasar ini merupakan pelaksanaan dari salah satu 8 misi atas Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuning Raka. Poin nomor 4 dari Asta Cita itu adalah
“Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas”.
Dalam sesi dialog dengan para guru dan kepala sekolah di Batam, Abdul Mu’ti menjelaskan banyak hal terkait kebijakan dan rencana Kemendikdasmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Selain melengkapi materi mata pelajaran yang sesuai, kemampuan dan kesejahteraan para guru dan tenaga pengajar adalah faktor yang tak kalah penting untuk diperhatikan lagi.
Kebijakan Pemerintahan Prabowo dan Gibran untuk pendidikan sangat baik. Dalam berbagai persiapan yang dilakukan Kemendikdasmen saat ini meliputi banyak hal mulai dari kurikulum, kompetensi dan kesejahteraan guru hingga koordinasi lintas Kementerian untuk membangun bangsa ini dengan pendidikan yang sesuai.
“Kita sebagai guru juga harus terus menggali dan meningkatkan kompetensi kita. Guru harus punya kemampuan yang leadership. Guru tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga transformasi ilmu. Kemampuan anak didik buka saja di lembar jawaban soal ujian tapi untuk bekal mereka selanjutnya, ” ujar Abdul Mu’ti. (*)
Reporter: Eusebius Sara