Kamis, 3 Oktober 2024

Mayoritas Kasus HIV di Batam dari LSL

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. HIV AIDS
Ilustrasi. HIV/AIDS (JawaPos.com)

batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat, mayoritas kasus baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) di kota Batam berasal dari kalangan Lelaki Suka Lelaki (LSL). Namun, tantangan penanganan HIV di kelompok ini tidak hanya terbatas pada aspek medis, tetapi juga pada dukungan psikososial dan stigma yang masih melekat di masyarakat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Batam, Meldasari, mengatakan dari total 527 kasus baru HIV yang ditemukan sejak Januari hingga Agustus 2024, sebanyak 412 di antaranya adalah laki-laki.



“Mayoritas dari laki-laki ini berasal dari kelompok LSL, yang memiliki risiko penularan lebih tinggi karena faktor-faktor spesifik yang terkait dengan kontak seksual sesama jenis,” ujarnya, Kamis (3/10).

Selain penanganan medis, para pengidap HIV dari kalangan LSL sering kali menghadapi tantangan berupa diskriminasi dan stigma sosial. Hal ini membuat mereka cenderung menunda atau bahkan menghindari pengobatan dan konseling yang diperlukan.

“Salah satu fokus kami saat ini adalah memberikan dukungan psikososial, karena kita tidak hanya berbicara tentang penyembuhan fisik, tetapi juga kesehatan mental mereka. Banyak dari mereka yang merasa takut atau malu untuk mencari bantuan,” kata Meldasari.

Dinas Kesehatan Batam, bersama berbagai lembaga dan komunitas, terus berupaya untuk memberikan akses lebih mudah terhadap layanan konseling, tes, dan perawatan bagi kelompok LSL serta populasi rentan lainnya.

Selain itu, program edukasi juga digalakkan untuk mengurangi stigma terhadap pengidap HIV, sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk mencari perawatan.

“Dengan pendekatan holistik yang tidak hanya mengedepankan penanganan medis tetapi juga dukungan sosial, kami berharap bisa lebih efektif dalam menekan angka penularan dan meningkatkan kualitas hidup pengidap HIV di Batam,” tutup Meldasari.

Ini menekankan bahwa keberhasilan penanganan HIV tidak hanya terletak pada program medis semata, melainkan juga pada upaya menghilangkan stigma yang menghambat akses layanan kesehatan bagi kelompok-kelompok rentan. (*)

 

Reporter : Rengga Yuliandra

spot_img

Update