batampos – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno, mengaku telah merespons semua keluhan terkait Visa on Arrival (VoA) yang dinilai memberatkan wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Batam dan wilayah lainnya di Kepulauan Riau (Kepri).
”Dua minggu lalu saya sudah menandatangani formulasi akhir yang akan disahkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) dan kita harapkan akan segera difinalisasi (diteken) presiden,” ujar Sandi, Sabtu (29/6) di Batam.
Ia meyakinkan, formulasi akhir tarif VoA itu tak jauh berbeda dengan apa yang menjadi aspirasi pelaku pariwisata dan Pemerintah Provinsi Kepri. Bahkan, kata Sandi, regulasi terbaru lebih baik dari apa yang dimohonkan.
”Di dalam aturan tersebut termaktub pembebasan visa on arrival (VoA) wisman ke Kepri,” ungkap Sandiaga.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, juga blak-blakan soal polemik VoA dan lainnya yang mencakup sektor pariwisata. Bahkan ia sudah melayangkan surat ke pusat, meminta pemberlakuan short term visa atau visa pendek tujuh hari dengan tarif Rp150 ribu.
”Berbagai surat sudah kita layangkan. Pak Menteri (Sandiaga Uno) merespons sangat cepat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat hasilnya bisa kita nikmati,” katanya.
Seperti diketahui, persoalan Visa on Arrival dan mahalnya harga tiket kapal feri ini, dua masalah yang menjadi momok keberlagsungan iklim pariwisata di Kepulauan Riau, khususnya Batam.
Kepri yang menjadi salah satu provinsi di Indonesia sebagai boarder tourism, sangat berkepentingan penyelesaian dua momok itu. Jika tidak, maka target 3 juta wisman ke Kepri bakal jauh panggang dari api.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri, Guntur Sakti, pada Rabu (26/6) lalu memberi bocoran, bahwa akan ada empat skema visa untuk Kepri nantinya.
Pertama, skema bebas visa, yang berlaku untuk 10 negara yang sudah resume profile dengan Indonesia.
Kedua, skema visa kunjungan 30 hari dengan biaya eksisting Rp500 ribu, yang berlaku sekarang untuk 97 negara.
Ketiga, visa pendek 14 hari dengan tarif sekitar Rp350 ribu.
Keempat, visa pendek tujuh hari dengan tarif yang mungkin jauh lebih kompetitif (Rp 150 ribu usulan Gubernur Kepri, red).
”Iya, itu hasil bocorannya. Mudah-mudahan ini akan membuat iklim pariwisata Kepri lebih kompetitif, affordable, dan memudahkan kita dalam pencapaian target kunjungan wisman tahun ini,” ujar Guntur.
Guntur menambahkan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang saat ini sedang terjadi, merupakan momen bagi pemerintah turun tangan mengeluarkan insentif regulasi. Pasalnya, dari sisi pariwisata, penguatan dolar ke rupiah bisa menciptakan permintaan atau istilah lainnya create of demand.
”Peran pemerintah di sini bisa curi start dalam memberi insentif regulasi untuk menarik turis sebanyak-banyaknya, agar kita mendapatkan devisa sebanyak-banyaknya,” katanya.
Namun, terkait harga tiket yang acap kali jadi polemik, pihaknya tak dapat bertindak banyak, sebab itu merupakan sektornya Komisi Pengawas Persiapan Usaha (KPPU). Hanya saja, pemerintah dan stakeholders memberikan dukungan agar masalah itu terpecahkan.
”Saya hanya ingin menyampaikan satu pesan, mudah-mudahan momentum melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini bisa dimanfaatkan oleh semua pihak, termasuk KPPU dalam menggesa penurunan variabel cost terhadap tiket ini, sehingga harga tiket Batam ke Singapura bisa jauh lebih wajar dan berkeadilan untuk semua,” kata Guntur.
Ia menegaskan, bahwa problem yang dihadapi saat ini ada pada aksesibilitas. Di situ, ada dua hal, yaitu soal relaksasi kebijakan visa, serta tarif tiket. Andai dua masalah tersebut teratasi, maka akan berdampak besar bagi kebangkitan pariwisata Kepri.
”Mudah-mudahan hilalnya segera nampak. Kemudian, berharaplah paralel dengan perjuangan kita pada penurunan harga tiket. Kalau itu terjadi dalam waktu bersamaan atau tidak begitu lama, saya yakin tidak begitu susah bagi kita untuk mengejar target kunjungan wisman, walaupun targetnya cukup ambisius,” kata Guntur.
Sebaliknya, jika itu tak terealisasi dalam bulan ini, maka pihaknya sepakat meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menarekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, untuk merevisi target kunjungan wisman ke Kepri.
Sebagai informasi, Menteri Sandiaga Uno memberikan target tinggi terhadap kunjungan turis ke Kepri, sebesar 3 juta lawatan. Sementara, sampai April 2024 ini, tercatat baru ada 480.225 kunjungan wisman.
Ditanya soal target 3 juta kunjungan wisman yang ia mandati ke Pemprov Kepri, Sandi yang berkunjung ke Batam kemarin mengatakan, akan disesuaikan lagi dengan situasi dan kondisi daerah terkini.
”Kita akan sesuaikan (target kunjungan wisman), sekitar 30 sampai 40 persen di bawah target awal yang sudah kita sampaikan,” ujar Sandi. (*)