Senin, 20 Januari 2025

Mencari Ilmu di Perpustakaan Pemko Batam

Berita Terkait

spot_img
Perpustakaan Pemko Batam. F. Cecep Mulyana

batampos – Jangan cari bacaan filsafat gubahan Fahruddin Faiz, apalagi seberat Aristoteles. Buku-buku itu tak ada di perpustakaan milik Pemerintah Kota Batam. Yang ada cuma bacaan lawas, termasuk buku resep masakan nusantara.

Batam Pos berkesempatan mengunjungi perpustakaan itu pada ba’da zuhur, Senin (10/6/2024). Lokasinya di lantai empat, Gedung Dinas Bersama, Batamcenter. Suasananya sepi, minim pengunjung.


Di pojok belakang perpustakaan, ada seorang bocah lelaki tengah asyik mengulik lembar per lembar buku. Namanya, Muhammad Ziakilano. Ia didampingi sang ibu.

“Ini lagi baca buku tentang rasul. Zia lagi suka buku agama,” kata anak berusia 7,5 tahun itu. Obrolan kami terus berlanjut.

Baca Juga: Pendaftar Membludak di Hari Pertama PPDB untuk Tingkat SMA dan SMK

“Di rumah ada banyak (buku). Ada buku agama, komik, buku bahasa Inggris juga. Banyak lah,” sambil membolak-balikkan buku yang dia ulik. Zia ini duduk di kelas dua, SDIT Muhammdiyah yang berada di KDA.

Laili Rafida, ibu dari Zia, menyadari bahwa minat baca buah hatinya terbilang tinggi. Sebagai orang tua, hal-hal baik selalu ia fasilitasi.

Laili bercerita, putranya itu gemar dalam pelajaran bahasa Inggris. Bahkan sejak usia 5 tahun, Zia sudah bisa mengucapkan beberapa kata dalam pelafalan Inggris yang mendekati sempurna.

“Kalau perpusatakaan milik pemerintah provinsi itu dimana ya, Bang? Soalnya koleksi (buku) di sini enggak lengkap,” celetuknya tiba-tiba.

Ternyata dia tengah mencari buku-buku tentang adab. Ia berniat memberikan pemahaman lebih baik dan mendalam kepada anaknya tentang itu. Ya, maklum saja, zaman sekarang, selangkah ilmu pengetahuan adalah kemunduran dari sebuah hakikat.

Baca Juga: Punya Fasilitas Lengkap hingga Pelatih Tersertifikasi, Studio Renang Batam Latih Anak Sejak Dini Terampil di Lingkungan Air

Laili menginginkan anaknya menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Hidup dengan tatanan adab yang utuh, baik, serta sehat.

“Semoga saja pemerintah menyediakan buku-buku yang lebih baik. Kalau buku masakan, agak aneh rasanya. Lebih baik dicari buku yang bermanfaat, sarat pesan dan penuh ilmu,” keluh Laili.

Henny Thesnawati, Kabid Layanan Otomasi dan Pembudayaan Kegemaran Baca di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Batam, menyebut ada 10 kategori buku bacaan. Koleksi buku di sana ada lebih dari 20 ribu judul.

Tiap tahun, selalu ada tambahan buku, jumlahnya cukup banyak, ada ribuan. Contoh di 2025 mendatang, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Batam bakalan dapat tambahan sebanyak 1.400 bacaan.

“Nampaknya aja sepi, Mas. Tapi hampir tiap hari ada pengunjung, kok. Ini karena kebetulan anak-anak libur dan sedang ujian sekolah,” kata Henny.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Disperindag Gelar Pasar Murah

Kunjungan banyak datang dari pelajar tingkat SD dan SMP. Sementara masyarakat umum jarang mengunjungi perpustakaan. Hal itu menjadi catatan atau PR buat dinas, agar bagaimana menaikkan minat baca publik.

“Kita rutin sosialisasi dengan Pusling (Perpustakaan Keliling). Kegiatan itu dari Selasa sampai Jumat. Sasaran kita ke sekolah-sekolah, posyandu dan tempat-tempat lainnya,” kata dia.

Sebagai upaya meningkatkan kunjungan, dinas mengupayakan penambahan buku. Rencananya, diprioritaskan bacaan untuk anak, seperti komik hingga novel.

“Karena memang anak-anak yang datang ke sini itu, mereka carinya komik. Kadang buku cerita horor. Itu yang banyak minatnya. Makanya kami mau menambah buku-buku itu,” kata dia.

Pernyataan dari pihak dinas malah disayangkan oleh Laili, orang tua Zia, yang sempat kami wawancarai tadi. Dia menilai wacana seperti itu terbilang aneh dan nyeleneh.

“Harusnya tambah buku-buku yang bisa menambah ilmu. Memang komik itu juga bisa dibaca, tapi itu, kan, enggak ada ilmunya. Saya rasa buku-buku seperti itu tidak bermanfaat,” kata dia.

Keluhan Laili memang cukup logis. Ia harap pemerintah sepemikiran dengannya. Kalau kata Buya Yahya: membaca buku-buku yang baik, berarti memberi makan rohani yang baik. (*)

 

Reporter: Arjuna

 

spot_img

Update