Selasa, 4 Februari 2025

Mengembalikan Rempang sebagai Kampung Nelayan di Situasi Sulit, IMA Latih Warga Rempang untuk Budidaya Ikan dan Bisnis

Berita Terkait

spot_img
Pelatihan budidaya ikan langsung praktek di lapangan

batampos-Pulau Rempang, yang terletak di Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, dikenal sebagai rumah bagi banyak nelayan yang berjuang di tengah tantangan yang semakin berat.

Dengan total produksi ikan mencapai 11.487 ton pada tahun 2020, nelayan di Rempang berperan penting dalam pasokan ikan untuk masyarakat. Namun, cuaca yang tak menentu dan terbatasnya akses pasar membuat kehidupan mereka semakin sulit.


Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), Nukila Evanty, dalam kunjungannya ke Rempang, mendengarkan keluhan nelayan seperti Culi dan Miswadi.

“Kami takut melaut karena ancaman relokasi paksa. Kami merasa terpinggirkan,” ungkap Miswadi, seorang nelayan berpengalaman. Culi menambahkan, “Akses pasar semakin tertutup. Kami butuh alternatif untuk bertahan,” ujarnya.

BACA JUGA: Penolakan Warga Rempang Jadi Pelajaran, PSN Rempang Berpotensi Dibatalkan

Pelatihan budidaya ikan untuk warga Rempang

Sebagai langkah konkret untuk membantu nelayan menghadapi kesulitan ini, IMA mengadakan pelatihan Budidaya Ikan dan Bisnis pada 3-4 Februari 2025. Kegiatan ini akan dimulai dengan pembuatan kolam ikan air tawar, yang diharapkan menjadi solusi bagi nelayan dalam menjalankan usaha mereka.

“Kami ingin memberikan pengetahuan dan alat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada,” kata Nukila di depan peserta.

Situasi pelatihan terasa penuh semangat dan harapan. Di tengah aula yang sederhana, para nelayan berkumpul, mendengarkan instruksi dan teknik pembuatan kolam dari para ahli. Miswadi dan Culi terlihat antusias mengikuti setiap langkah. “Dengan kolam ini, kami bisa budidaya ikan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada laut,” ujar Culi, sembari mencatat dengan seksama.

Pada hari pertama pelatihan, peserta akan diajari cara membuat kolam ikan yang efisien dan ramah lingkungan. “Kami ingin mereka merasa didukung dan termotivasi untuk kembali berjuang,” kata Nukila. Hari kedua akan dilanjutkan dengan pelatihan bisnis, di mana nelayan diajarkan cara mengidentifikasi pasar dan buyer yang potensial untuk hasil budidaya mereka.

Sebagai simbol komitmen IMA, Nukila juga akan menyerahkan satu kolam ikan budidaya kepada perwakilan nelayan. “Pelatihan ini tidak hanya untuk nelayan, tetapi juga memberi kesempatan bagi perempuan di komunitas untuk terlibat aktif dalam budidaya ikan, memperkuat ketahanan ekonomi keluarga,” jelasnya.

Dengan menggandeng unit UMKM dari Universitas Internasional Batam (UIB), IMA berharap pelatihan ini dapat membangkitkan semangat para nelayan. “Nelayan Rempang adalah penjaga laut yang perlu diingat dan didukung. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang,” ujarnya.

Nukila mengajak semua pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk bersatu membantu nelayan Rempang. “Bersama, kita bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Sedikit lama-lama jadi bukit,” tutupnya. (*)

Reporter: Jailani

spot_img

Update