Kamis, 18 April 2024
spot_img

Mengenal Lempeng Dangai, Kudapan Asin Gurih untuk Sarapan dan Makan Siang di Bumi Melayu

Berita Terkait

spot_img

Sajian kuliner dari Bumi Melayu di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) ini sangat banyak jenisnya. Salah satunya, kue berbahan sagu bernama lempeng dangai atau lempeng sagu. Kudapan ini makin menggugah selera saat dimakan bersama ikan asam pedas.

Reporter: Ratna Irtatik

batampos – Dua bahan utama untuk membuat lempeng dangai yakni tepung sagu dan kelapa parut. Kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga merata dengan tambahan sedikit garam.

Halifah, salah satu warga Kampung Melayu Batubesar, Nongsa, mengatakan, penganan ini sudah ada sejak zaman dahulu.

Menurutnya, orang tua biasanya menyajikan lempeng sagu sebagai menu sarapan atau makan siang.

“Saat makan pagi, lempeng dicampur dengan gula putih atau merah. Kalau sudah siang, lempeng sudah sejuk jadinya keras, supaya lembek kasih asam pedas,” kata Halifah di Nongsa, belum lama ini.

Pembuatan lempeng sagu tidak memakai minyak goreng. Campuran tepung sagu dan kelapa parut tersebut ditaburkan di wajan yang telah dipanaskan sebelumnya. Sagu tersebut dibentuk melingkar sehingga saat diangkat berbetuk bulat.

Baca Juga: Perizinan Belum Semua di Batam, HKI : Harusnya Ada Percepatan Dalam Penerbitan NSPK

Saat memasak lempeng sagu, biasanya ditutup mengunakan daun pisang. Gunanya, untuk menambah aroma alami masakan.

“Tanda lempeng sagu matang, dia tak menempel lagi di wajan. Saat diangkat, lempengnya dilipat jadi dua,” terang wanita 65 tahun tersebut.

lempeng sagu
Halifah saat membuat lempeng sagu di rumahnya di Batubesar, Nongsa, beberapa waktu lalu. Foto: Lia untuk Batam Pos

Agar makin nikmat saat disantap, lempeng ini kerap disajikan dengan kuah asam pedas. Seperti diketahui, asam pedas merupakan masakan khas Melayu berbahan ikan dengan campuran ragam bumbu masakan, ada cabai merah, terasi, bawang merah, bawang putih.

Bumbu ini bisa ditumbuk atau diblender sampai halus. Sebelum menumis bumbunya, tumis bawang merah dan putih sehingga rasanya makin enak. Lalu, tambahkan sedikit kunyit supaya warnanya kekuningan.

“Bagi orang zaman dulu, ini jadi makanan sehari-hari,” ucapnya.

Baca Juga: Gerhana Bulan Total Bisa Dilihat di Seluruh Wilayah Batam

Dari sisi rasa, lempeng sagu ini memiliki cita rasa sedikit asin dan gurih dari kelapanya.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Muhammad Zen, Pemerintah Kota (Pemko) Batam selalu menghadirkan menu lempeng sagu di berbagai kegiatan.

Seperti, saat digelarnya acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), beberapa waktu lalu. Terlebih, lempeng sagu ini sangat dikenal di Tanah Melayu dan sangat digemari.

“Membuat lempeng sagu juga menjadi upaya kita untuk melestarikan kuliner khas Melayu di wilayah ini,” katanya.

lempeng sagu 1
Lempeng sagu siap disantap bersama ikan asam pedas. Foto: Lia untuk Batam Pos

Rencananya, sambung Zen, Disbudpar akan membuat lempeng sagu di kantor, sebagai upaya mengenalkan dan melestarikannya sehingga makin banyak dikenal orang.

“Coba kita kenalkan pada pegawai dulu, nanti mereka bisa praktik juga di rumah,” ucapnya.

Baca Juga: Jembatan Batam-Bintan Dilelang Tahun 2023, Lahan Dari BP Batam Belum Rampung

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan, Bumi Melayu ini kaya akan ragam kuliner. Karena itu, pihaknya berkomitmen untuk terus mendorong agar makanan tradisional Melayu makin dikenal luas oleh masyarakat Kota Batam.

“Jadikan penganan semacam ini sebagai kudapan keluarga, sehingga anak cucu kita tetap mengetahui ada warisan kuliner yang lezat sesuai tradisinya,” katanya.(*)

spot_img

Update