batampos – Sepekan ini, sudah empat kali terjadi bunuh diri di Batam. Keempat kasus bunuh diri di Batam tersebut, semuanya ditengarai oleh masalah-maslah yang dialami para korban. Mulai dari masalah percintaan, pekerjaan, ekonomi dan hal lainnya.
Kasus bunuh diri terbaru terjadi di Sagulung. D, perempuan muda memilih mengakhiri hidupnya di gudang kamar kos-kosan, Jumat (17/5) malam. Dari informasi yang didapat Batam Pos, perempuan muda ini diduga memiliki masalah asmara.
”Mungkin ada persoalan asmara. Korban ini numpang sementara di tempat kawan dari kekasihnya. Semalam keluarga korban sudah datang dan dimintai keterangan dan jenazah korban sekarang masih proses di RS Bhayangkara,” kata Kapolsek Sagulung, Iptu Donald Tambunan.
Baca Juga: Godaan Warna Baru Sepeda Motor Ikonik Honda Super Cub C125
Korban diduga baru saja bertengkar dengan pacarnya. Lalu, korban meminta dijemput oleh teman prianya di kawasan Sagulung. Korban tidak langsung pulang ke kediamannya dan meminta tinggal sementara di kos-kosan temannya. Saat pagi hari, korban ditinggal oleh rekannya di kos-kosan. Sore harinya, korban sudah ditemukan tak bernyawa.
Beberapa hari sebelumnya, juga terjadi kejadian yang sama di salah satu perumahan
kawasan Batuaji. Lalu, dua kali kejadian yang sama di Kawasan Barelang.
Hal ini tentunya membuat prihatin semua pihak, salah satunya Direskrimum Polda Kepri, Kombes Pol Adip Rojikan. ”Saya ikut prihatin atas keputusan pihak yang mengambil keputusan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri,” ucapnya.
Baca Juga: Penerapan Fuel Card 5.0 Ditunda, Proses Pendaftaran Tetap Jalan
Ia mengatakan, bahwa jalan tersebut bukanlah solusi atas segala permasalah. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya melakukan kegiatan positif. ”Dapat juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, seraya memohon untuk diberikan solusi yang terbaik,” tuturnya.
Sementara itu, Psikolog dari Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam, Maryana M.Psi mengatakan, kesehatan mental itu sangat penting. Warga Batam diminta tidak saja memikirkan kesehatan jasmani saja, namun juga kesehatan mental.”Tidak saja perlu badan yang sehat, mental juga perlu,” ujarnya.
Kota Batam adalah kota pekerja, dengan tuntutan yang tinggi dari setiap perusahaanya. Jika tidak dapat mengelola dengan baik, dapat menimbulkan persoalan terhadap mental. Apalagi selain problem pekerjaan, ditambah dengan persoalan pribadi lainnya seperti percintaan, rumah tangga atau ekonomi. Tentunya hal tersebut akan semakin meningkatkan beban mental bagi masyarakat Batam.
Baca Juga: Kamera ETLE Belum Cukup Memberi Efek Jera Pelanggar Lalu Lintas di Batam
Masyarakat sangat perlu merawat dan menyehatkan mental atau psike. Maryana mengatakan, sebelum menyehatkan mental, masyarakat perlu memberikan asupan gizi yang baik untuk tubuh, berolahraga dan tidur yang berkualitas.
”Pengunaan ponsel perlu di minimalisir,” ucap Maryana.
Ketergantungan ponsel masyarakat saat ini cukup tinggi, apalagi dengan arus digitalisasi yang sangat pesat. Namun, terkadang masyarakat menggunakan hanya untuk berselancar di media sosial. Ia mengatakan, melihat media sosial dapat membuat seseorang stress. Misalnya jika memiliki ekonomi yang kurang baik, lalu melihat kondisi orang di media sosial yang baik-baik saja. Hal ini akan meningkatkan beban mental.
Baca Juga: Pria yang Loncat dari Jembatan 4 Barelang Ditemukan Meninggal Dunia
Atau sedang dalam masalah percintaan, melihat media sosial mantan pasangan. Hal ini juga akan semakin menambah beban mental. Jika sedang mengalami masalah, Maryana menyarankan sebaiknya membatasi melihat media sosial.
”Ada satu kata kunci yang perlu diingat yakni bersyukur. Harus bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini, itu penting. Jangan membandingkan apa yang kita miliki saat ini, dengan yang dimiliki orang lain,” ungkapnya.
4 kasus bunuh diri di Batam dalam sepajan ini, tentunya harus menjadi atensi masyarakat. Maryana mengatakan, manusia itu makhluk sosial. Sehingga memerlukan kawan, teman untuk bercerita. ”Jika ada teman, saudara yang tiba-tiba berubah, harus segera ditanya. Atau setidaknya terus ditemani, dengarkan saja ceritanya,” tutur Maryana.
Baca Juga: Belum Tentukan Pasangan di Pilgub Kepri, Ansar Tunggu Hasil Survei
Hal itu sudah cukup membantu orang-orang yang bermasalah secara mental. Maryana mengatakan, kesehatan mental ini bukan beban satu atau dua orang. ”Jika ada orang bermasalah, masyarakat jangan judgment (menghakimi). Jika ada bercerita soal keinginan bunuh diri, jangan langsung dihakimi. Tunjukan saja kebaikan-kebaikan dia, temani dia. Buat dia merasa penting di dunia ini, dan ada teman untuk bercerita,” tutur Maryana.
Ada beberapa penyebab orang memutuskan untuk bunuh diri. Pada umumnya terjadi karena adanya perasaan hilangnya harapan, merasa tidak ada jalan keluar dan merasa diri tidak berharga serta tidak layak atas kehidupan.
”Biasanya sangat dekat dengan depresi, kebanyakan orang yang menderita depresi ada keinginan untuk bunuh diri,” ujarnya.
Baca Juga: Pamit Kerja, Pemuda di Batuaji Malah Ditemukan Tewas Gantung Diri di Gudang Kos-kosan
Beberapa gejala depresi sebenarnya mirip dengan tanda-tanda orang yang ingin bunuh diri. Diantaranya, tidak memiliki minat untuk melakukan hal yang sebelumnya menyenangkan baginya, menghindari kontak dengan orang lain, lebih sering mengurung diri, merasa rendah diri dan merasa diri tidak berharga.
”Putus pengharapan, emosi tidak stabil, sulit fokus dalam mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya dapat dikerjakan dengan baik,” sebutnya.
Demi meningkatkan kualitas kesehatan mental masyarakat Batam. Dinas Kesehatan Batam sudah membuat layanan kesehatan jiwa di setiap puskesmas. ”Setiap puskesmas sudah punya deteksi dini kesehatan jiwa,” ujar Kadinkes Didi, Jumat (17/5). Meskipun yang melayani bukanlah psikolog.
Baca Juga: Terkendala Cuaca, Pencarian Pria yang Loncat dari Jembatan IV Barelang Dihentikan Sementara
Didi menjamin, layanan yang diberikan tetap maksimal. Ia mengatakan, pelayanan jiwa di puskesmas dilaksanakan oleh dokter yang sudah terlatih menangani kesehatan jiwa.
”Apabila nanti sudah tak bisa di puskesmas, nanti akan langsung dirujuk ke RSUD Embung Fatimah, Rumah Sakit Awal Bros dan Rumah Sakit Bunda Halimah, ” ucap Didi.
Layanan kesehatan jiwa di puskesmas dapat menjadi jalur awal bagi tenaga kesehatan untuk lebih dekat dengan masyarakat. (*)
Reporter : EUSEBIUS SARA – AZIS MAULANA