batampos – Perayaan Imlek yang identik dengan sajian menu makanan ikan dingkis, menjadi momen yang menguntungkan bagi nelayan yang panen ikan dingkis. Seperti yang disampaikan nelayan di Pulau Pecong, Toyib momen Imlek ini menjadi peluang rejeki berlimpah bagi ia dan nelayan lainnya uang berada di perairan Belakangpadang.
Ia menceritakan ikan dingkis di perairan Belakangpadang hanya bertelur satu kali dalam satu tahun, yakni bertepatan dengan momen Imlek.”Alhamdulillah, setiap Imlek memang merupakan momen keuntungan bagi kami nelayan. Harga ikan dingkis bisa dijual lebih mahal, dan sudah pasti dicari, karena menjadi sajian di momen Imlek,” kata dia beberapa waktu lalu, saat dijumpai tengah memanen ikan dingkis.
Pada momen itu ikan tersebut memiliki harga jual yang cukup tinggi dari biasanya. Saat ini harga jual ikan dingkis sudah menyentuh angka Rp300 ribu per kilogram. “Kalau hari biasa Rp25 ribu sampai Rp45 ribu per kilogram. Jadi momen ini harganya naik 10 kali lipat. Ini berkah bagi kami,” ujarnya.
Toyib menceritakan hasil panen ini tidak saja dipasarkan di Batam, melainkan juga dikirim ke Singapura. Ikan dengan kualitas super, biasanya sudah memiliki pembeli dari Singapura.
Ia mengatakan untuk hasil panen ikan dingkis miliknya bisa menghasilkan hingga 5 kilogram (kg) dalam satu hari. Hasil panen tersebut langsung dibeli oleh pengepul untuk kembali dipasarkan ke Batam, dan Singapura. “Karena ada momennya, jadi nelayan juga semangat untuk turun ke keramba untuk panen ikan dingkis ini. Karena harga jual saat ini lebih mahal, dari pada hari biasanya,” terangnya.
Sementara itu, Camat Belakang Padang Yudi Admajianto mengatakan Pelabuhan Pulau Belakangpadang menjadi tempat terakhir pengecekkan proses ekspor ikan dingkis dari Batam menuju Singapura. Ekpor ikan dingkis ini menjadi sumber ekonomi bagi warga yang berprofesi sebagai nelayan. Proses ekspor ini juga mendapat dukungan dari pihak berwenang mulai dari Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Ikan di wilayah setempat.
Untuk hasil kekayaan laut di Belakangpadang cukup banyak. Hasil tangkapan maupun yang berada di keramba ini tidak saja di pasarkan di Batam, melainkan juga negara tetangga. Peminat ikan dingkis cukup banyak, sehingga mendorong semangat nelayan untuk menghasilkan dan mengembangkan produksi ikan dingkis mereka. “Kalau momen Imlek ini, ikan dingkis lah yang menjadi primadona untuk diekspor, karena pasarnya ada,” imbuh Yudi.
Tidak hanya di Pulau Pecong, nelayan ikan dingkis di Pulau Kasu dan Pulau Pemping juga menghasilkan hal serupa. Menurut Yudi, setiap perayaan Imlek perairan di Pulau Belakangpadang merupakan salah satu sentra terbaik penghasil ikan dingkis. “Melihat peluang yang ada, nelayan memiliki Kelong sendiri khusus ikan dingkis. Ini bisa dibilang rezeki tahunan bagi warga, bisa dibilang tradisi panen ikan dingkis,” ucap Yudi. (*)
Reporter: Yulitavia