Sabtu, 21 September 2024

Musim Hujan, Dinkes Batam Imbau Masyarakat Waspada DBD

Berita Terkait

spot_img

 

batampos – Musim penghujan beberapa hari terakhir di Batam patut diwaspadai. Pasalnya, selain banjir, Demam berdarah dengue (DBD) jadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai selama musim hujan. Tren peningkatan DBD ini cenderung meningkat ketika memasuki musim pancaroba ketika peralihan musim.



Demam Berdarah DBD
Ilustrasi. Warga mengasapi parit dan area di sekitar rumah warga untuk mengusir nyamuk penyebab DBD. Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan, kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Dimana di saat musim hujan, ikut mempengaruhi peningkatan kasus DBD di Batam. Genangan air yang timbul setelah hujan berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedesaegypti untuk berkembangbiak.

“Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Kondisi ini akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga menyebabkan peningkatan penularan penyakit, ” ujar Didi, Selasa (21/8).

Menurutnya, penyakit DBD ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus dan bisa menyerang siapa saja dari berbagai kalangan usia, yang dapat berujung fatal abila tidak tertangani dengan tepat.

Adapun beberapa gejala umum DBD ini ialah demam tinggi mendadak, sakit kepala, ruam, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah serta kelelahan. Pada kasus yang lebih parah terjadi pendarahan hebat dan syok, yang membahayakan nyawa.

“Untuk di Batam sepanjang tahun ini atau sampai dengan 16 Agustus 2023 terdapat tiga orang yang meninggal karena DBD ini, ” terang Didi.

Sementara itu Dinkes Kota Batam mencatat sepanjang tahun ini ada 261 kasus DBD. Angka ini turun signifikan dibandingkan jumlah di periode yang sama tahun sebelumnya. Dimana kasus DBD tertinggi DBD tahun ini terjadi pada bulan Januari. Yakni sebanyak 65 kasus. Lalu Februari 46 kasus, dan Maret ada 44 kasus. Selanjutnya April 15 kasus DBD, Mei dan Juni masing-masing 19 kasus DBD. Selanjutnya di Juli 2023 ini 31 kasus serta sampai 16 Agustus tercatat ada 22 kasus DBD.

“Penderita DBD mayoritas masih di kelompok usia produktifproduktif. Sedangkan pasien meninggal merupakan balita,” terang Didi.

Berbagai upaya terus dilakukan Dinkes untuk menekan angka kasus DBD ini. Salah satunya peningkatan kesiapsiagaan DBD meliputi, peningkatan peran serta dari masyarakat untuk ikut peduli mencegah peningkatan DBD ini. Dinkes juga meminta puskesmas untuk mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) memantau dan memastikan tidak ada jentik di lingkungan masing-masing. Tujuannya agar tidak ada lagi anak atau warga yang terjangkit demam berdarah dengue ini.

“Kita turun ke masyarakat untuk mengajak peduli kesehatan lingkungan dan mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik, ” ungkap Didi.

Selain itu pihaknya juga meminta agar semua kasus tersangka deman wajib dilaksanakan penyelidikan epidemiologi DBD dan melaporkan ke Dinkes Batam. “Alhamdulillah bila dibandingkan data tahun lalu, angka kasus DBD kita di Batam jauh menurun. Hal ini juga berkat kerja sama dari semua pihak, ” tutup Didi. (*)

 

Reporter : Rengga Yuliandra

 

spot_img

Update