batampos – Pencarian yang dilakukan Basarnas terhadap hilangnya nelayan bernama Mochamad Johari, 33, asal Kecamatan Belakang Padang belum membuahkan hasil. Pencarian ini memasuki hari ke-7, Jumat (6/9).
Kepala Basarnas Pos Batam, Dedius mengatakan pencarian hari ini dilakukan di 2 lokasi, yakni di Pulau Kapaljerih dan wilayah Perairan Singapura.
“Masih belum ditemukan. Dan kita melaksanakan koordinasi via email dengan POCC Singapura dengan hasil yang juga nihil,” ujarnya.
Ia menjelaskan dengan pencarian hari ke-7 ini, pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak keluarga. Oleh keluarga, meminta proses pencarian tersebut untuk dihentikan.
“Dan sesuai kesepakatan Tim SAR dan keluarga, pencarian ini dihentikan,” katanya.
Sebelumnnya, hilangnya nelayan ini berdasarkan keterangan rekan korban, pada Sabtu 31 Agustus 2024, sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu korban dan beserta rekan pergi memancing menuju ke perairan Pulau Pelampong, Batam.
Ketika mendekati perbatasan Singapura, posisi korban saat itu berasal di depan rekannya Agus. Pada saat di perjalanan Agus melihat high speed craft (HSC) tiba-tiba berhenti untuk saling melihat kemudian HSC itu langsung melaju ke arah Pulau Pemping dan tak lama kemudian kembali lewat 2 HSC dengan kecepatan yang tinggi ke arah yang sama ke Pulau Pemping.
Pada saat speed tersebut lewat para Agus belum mengetahui bahwa korban telah dilanggar, kemudian rekan korban langsung memancing di perairan Pulau Pelampong dan belum lama mamancing, rekan korban mulai curiga karena belum ada melihat korban. Kemudian rekannya mulai mencari korban keliling di seputaran lokasi saksi dan korban memancing.
Sekira pukul 06.00 WIB Agus menemukan alat-alat pancing korban disekitar perbatasan Singapura Pulau Senang, untuk korban dan boat tidak ditemukan. Begitu pula beberapa puing -puing kapal milik Johari.
“Selama pencarian tidak ada ditemukan tanda-tanda korban. Jadi penghentian ini sesuai kesepakatan,” tutupnya. (*)
Reporter: YOFI YUHENDRI